Luar biasa pengorbanan para ulama untuk menuntut ilmu,
sampai-sampai mereka mengorbankan semua harta untuk biaya menuntut ilmu.
Padahal kita tahu harta adalah salah satu ujian dunia yang sangat
disenangi oleh manusia. Dan manusia pelit terhadap hartanya.
Mungkin ini bisa menjadi pelajaran bagi kita bersama agar kita tidak
pelit dengan harta kita untuk kebaikan kita dalam hal agama maupun untuk
kebaikan orang lain. Dan JANGAN kita salah beranggapan, bahwa kita
harus bangkrut dulu agar menjadi ulama atau harus bangkrut dulu baru
berilmu, karena keimanan kita berbeda dengan para ulama tersebut, mereka
berkeyakinan bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan hamba-Nya yang
bertakwa.
Harta adalah Ujian Umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﺇِﻥَّ ﻟِﻜُﻞِّ ﺃُﻣَّﺔٍ ﻓِﺘْﻨَﺔً ﻭَﺇِﻥَّ ﻓِﺘْﻨَﺔَ ﺃُﻣَّﺘِﻲ ﺍﻟْﻤَﺎﻝُ
“Sesungguhnya masing-masing umat itu ada fitnahnya dan fitnah bagi umatku adalah harta.” [1]
Allah Ta’ala berfirman,
ﻭَﺗُﺤِﺒُّﻮﻥَ ﺍﻟْﻤَﺎﻝَ ﺣُﺒًّﺎ ﺟَﻤًّﺎ
“Dan kalian mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.” (Al Fajr: 20)
Kodrat manusia sangat mencintai harta, sampai-sampai lebih berbahaya
dari dua serigala terhadap kambing jika mereka tidak bertakwa.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
»ﻣَﺎ ﺫﺋﺒﺎﻥ ﺟَﺎﺋِﻌَﺎﻥِ ﺃُﺭﺳِﻼَ ﻓﻲ ﻏَﻨَﻢٍ ﺑﺄﻓﺴَﺪَ ﻟﻬﺎ ﻣِﻦْ ﺣِﺮﺹِ ﺍﻟﻤﺮﺀ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺎﻝ ﻭﺍﻟﺸَّﺮَﻑ ﻟﺪﻳﻨﻪِ «
“Tidaklah dua serigala lapar yang menghampiri seekor kambing lebih
berbahaya baginya dari ambisi seseorang kepada harta dan kedudukan bagi
agamanya.” [2]
Beliau juga bersabda,
ﻟَﻮْ ﻛَﺎﻥَ ﻻِﺑْﻦِ ﺁﺩَﻡَ ﻭَﺍﺩِﻳَﺎﻥِ ﻣِﻦْ ﻣَﺎﻝٍ ؛ ﻻَﺑْﺘَﻐَﻰ ﺛَﺎﻟِﺜﺎً ,
ﻭَﻻَ ﻳَﻤَﻸُ ﺟَﻮْﻑَ ﺍﺑْﻦِ ﺁﺩَﻡَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﺘُّﺮَﺍﺏُ , ﻭَﻳَﺘُﻮْﺏُ ﺍﻟﻠﻪ
ﻋَﻠَﻰ ﻣَﻦْ ﺗَﺎﺏَ
“Seandainya anak Adam memiliki dua lembah harta; pasti ia
menginginkan yang ketiga, sedangkan perut anak Adam tidaklah dipenuhi
kecuali dengan tanah, dan Allah memberi taubat-Nya kepada yang
bertaubat.” [3]
Kisah Para Ulama yang Bangkrut karena Menuntut Ilmu
Para ulama mencurahkan segalanya begitu juga harta mereka,
sampai-sampai ada ungkapan dari beberapa orang ulama salah satunya yaitu
Syu’bah, beliau berkata,
ﻣَﻦْ ﻃَﻠَﺐَ ﺍﻟْﺤَﺪِﻳﺚَ ﺃَﻓْﻠَﺲَ
“Barangsiapa yang menuntut ilmu hadist/belajar agama maka akan bangkrut.” [4]
Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata,
ﻟَﺎ ﻳَﺼْﻠُﺢُ ﻃَﻠَﺐُ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢِ ﺇِﻟَﺎ ﻟِﻤُﻔْﻠِﺲ
“Tidak layak bagi orang yang menuntut ilmu kecuali orang yang siap miskin/bangkrut.” [5]
Ibnu Sa’ad berkata, aku mendengar Musa bin Dawud berkata,
ﺃﻓﻠﺲ ﺍﻟﻬﻴﺜﻢ ﺑﻦ ﺟﻤﻴﻞ ﻓﻲ ﻃﻠﺐ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﻣﺮﺗﻴﻦ
“Al-Haitsam bin Jamil bangkrut dua kali ketika mencari hadits.” [6]
Ibnu ‘Adi berkata mengisahkan tentang Yahya Ibnu Ma’in,
ﻛﺎﻥ ﻣﻌﻴﻦ ﻋﻠﻰ ﺧﺮﺍﺝ ﺍﻟﺮﻱ، ﻓﻤﺎﺕ، ﻓﺨﻠﻒ ﻟﻴﺤﻴﻰ ﺍﺑﻨﻪ ﺃﻟﻒ ﺃﻟﻒ ﺩﺭﻫﻢ، ﻓﺄﻧﻔﻘﻪ ﻛﻠﻪ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﺣﺘﻰ ﻟﻢ ﻳﺒﻖ ﻟﻪ ﻧﻌﻞ ﻳﻠﺒﺴﻪ.
“Ma’in (Ayah Yahya Ibnu Ma’in) terkena radang tenggorokan, kemudian
meninggal, ia mewariskan untuk Yahya Ibnu Ma’in sebanyak 1.000.000
dirham, maka ia habiskan seluruhnya untuk mencari hadits sampai-sampai
tidak ada yang tersisa kecuali sandal yang ia pakai.” [7]
Abdurrahman bin Abu Zur’ah berkata, saya mendengar ayahku berkata,
ﺑﻘﻴﺖ ﺑﺎﻟﺒﺼﺮﺓ ﻓﻲ ﺳﻨﺔ ﺃﺭﺑﻊ ﻋﺸﺮﺓ ﻭﻣﺎﺋﺘﻴﻦ ﺛﻤﺎﻧﻴﺔ ﺃﺷﻬﺮ ﻭﻛﺎﻥ ﻓﻲ ﻧﻔﺴﻲ ﺃﻥ
ﺃﻗﻴﻢ ﺳﻨﺔ ﻓﺎﻧﻘﻄﻊ ﻧﻔﻘﺘﻲ ﻓﺠﻌﻠﺖ ﺃﺑﻴﻊ ﺛﻴﺎﺏ ﺑﺪﻧﻲ ﺷﻴﺌﺎ ﺑﻌﺪ ﺷﻲﺀ ﺣﺘﻰ ﺑﻘﻴﺖ ﺑﻼ
ﻧﻔﻘﺔ
“Aku menetap di Bashrah pada tahun 214 Hijriyah. Sebenarnya aku ingin
menetap di sana selama setahun. Namun perbekalanku telah habis dan
terpaksa aku menjual bajuku helai demi helai, sampai akhirnya aku tidak
punya apa-apa lagi.” [8]
Demikian semoga bermanfaat.
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush shalihaat, wa shallallahu
‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam.
- Beranda
- Pribadi
- Jenis Batu Akik
- Spot
- Kesehatan
- Makanan Berwarna Pencegah Kanker
- Makanan Berprotein Dapat Mencegah Hipertensi
- Menyikat Gigi Sebelum Tidur
- Pisang Bantu Turunkan Risiko Stroke
- Pentingnya Memenuhi Kebutuhan Kolin
- Obat Kumur Beralkohol
- Risiko Kesehatan Yang Mengancam Para Pekerja Shift Malam
- Manfaat Makan Malam Lebih Awal
- 5 Tips Sederhana Agar Tetap Berenergi di Siang Hari
- 5 makanan yang bisa melawan flu
- Kisah Kehidupan
- Air Mata Perpisahan
- HARI IED maut memaksanya menanggalkan pakaian baru itu
- SI PENJUAL MINYAK WANGI dulu ia tak kusukai kini keadaan berbalik
- Tidak Dusta, Kerja Apa pun Diterima
- Menolak Korupsi, maka Pintu Rezeki pun Dibukakan Untuknya
- Batu Ginjal dan Sedekah
- Istigfar dan Keberkahan Rizki
- KEMBALI kejadian tak terduga itu akhirnya menyadarkan suamiku
- Hukum Menyiram Kuburan dengan Air dan Meletakkan Kerikil di Atasnya
- Bangkrut, Tidak Punya Harta Lagi karena Menuntut Ilmu
Jumat, 27 Februari 2015
Hukum Menyiram Kuburan dengan Air dan Meletakkan Kerikil di Atasnya
Alhamdulillah
Dianjurkan menyiram kuburan setelah mayat dikuburkan untuk menjaga tanah agar tidak berterbangan. Terdapat dalam ‘Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyyah, 32250:
“Kalangan mazhab Hanafi, Syafii dan Hanbali dengan tegas mengatakan, disunnahkan memercikkan air di atas kuburan (mayat) setelah dikuburkan. Karena Nabi sallallahu alaihi wa sallam melakukan hal itu terhadap kuburan Saad bin Muaz. Dan beliau memerintahkan hal itu kepada kuburan Utsman bin Maz’un.
Ulama dalam mazhab Syafii dan Hanbali menambahkan agar meletakkan kerikil kecil di atasnya. Sebagaimana diriwayatkan oleh Ja’far bin Muhammad dari ayahnya,
“Sesungguhnya Nabi sallallahu alaihi wa sallam memercikkan (air) di atas kuburan anaknya Ibrahim dan menaruh kerikil (di atasnya). Karena hal itu lebih menguatkan dan tidak cepat menyusut serta lebih menahan tanah dari sapuan angin.” (Silakan lihat Tabyinul Haqaiq, 1/246. Asna Al-Mathalib, 1/328. Kasyful Qana, 2/138)
Syekh Al-Albany rahimahullah mengatakan, “Dalam memercikkan air di kuburan banyak hadits, akan tetapi ada cacatnya –sebagaimana saya telah jelaskan hal itu dalam kitab Irwa’ul Ghalil (3/205 – 206) kemudian saya dapatkan di Mu’jam Al-Ausat, oleh Ath-Thabrani hadits dengan sanad kuat bahwa Nabi sallallahu alaihi wa sallam memercikan air di kuburan anaknya Ibrahim, maka saya kutip riwayat tersebut dalam Silsilah Al-Ahadits As-Shahihah (Kumpulan Hadits Shahih, no. 3045).” (Silsilah Al-Ahadits Ad-Dhaifah, 13/994)
Adapun keyakinan sebagian orang bahwa memercikkan air di atas kuburan itu bermanfaat bagi mayat. Maka keyakinan seperti ini adalah batil tidak ada asalnya. Anjuran tentang hal tersebut semata agar dapat menguatkan tanah.
Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata, “Adapun memercikkan air di atas kuburan, maksudnya adalah menguatkan tanah. Bukan seperti persangkaan orang awam bahwa maksudnya adalah mendinginkan mayat. Karena mayat tidak dingin dengan air. Akan tetapi dapat didinginkan dengan pahalanya. Akan tetapi karena untuk menguatkan tanah.” (As-Syarh Al-Kafi)
Beliau rahimahullah juga ditanya, “Apakah memercikkan air di atas kuburan dapat bermanfaat untuk mayat?”
Beliau menjawab, “Tidak bermanfaat untuk mayat, barangsiapa yang melakukan hal itu dengan berkeyakinan seperti itu, maka keyakinannya tidak benar. Sesungguhnya memercikkan air di kuburan ketika menguburkan agar komponen tanah tidak berterbangan karena angin atau lainnya. Ini adalah maksud dari memercikkan air di kuburan ketika mengubur. Sementara apakah mayat dapat mengambil manfaat, maka mayat tidak dapat mengambil manfaat darinya. Air juga tidak sampai kepadanya. Dan jasadnya juga tidak membutuhkan air.” (Nurun Ala Ad-Darbi)
Wallahu a’lam.
“Kalangan mazhab Hanafi, Syafii dan Hanbali dengan tegas mengatakan, disunnahkan memercikkan air di atas kuburan (mayat) setelah dikuburkan. Karena Nabi sallallahu alaihi wa sallam melakukan hal itu terhadap kuburan Saad bin Muaz. Dan beliau memerintahkan hal itu kepada kuburan Utsman bin Maz’un.
Ulama dalam mazhab Syafii dan Hanbali menambahkan agar meletakkan kerikil kecil di atasnya. Sebagaimana diriwayatkan oleh Ja’far bin Muhammad dari ayahnya,
“Sesungguhnya Nabi sallallahu alaihi wa sallam memercikkan (air) di atas kuburan anaknya Ibrahim dan menaruh kerikil (di atasnya). Karena hal itu lebih menguatkan dan tidak cepat menyusut serta lebih menahan tanah dari sapuan angin.” (Silakan lihat Tabyinul Haqaiq, 1/246. Asna Al-Mathalib, 1/328. Kasyful Qana, 2/138)
Syekh Al-Albany rahimahullah mengatakan, “Dalam memercikkan air di kuburan banyak hadits, akan tetapi ada cacatnya –sebagaimana saya telah jelaskan hal itu dalam kitab Irwa’ul Ghalil (3/205 – 206) kemudian saya dapatkan di Mu’jam Al-Ausat, oleh Ath-Thabrani hadits dengan sanad kuat bahwa Nabi sallallahu alaihi wa sallam memercikan air di kuburan anaknya Ibrahim, maka saya kutip riwayat tersebut dalam Silsilah Al-Ahadits As-Shahihah (Kumpulan Hadits Shahih, no. 3045).” (Silsilah Al-Ahadits Ad-Dhaifah, 13/994)
Adapun keyakinan sebagian orang bahwa memercikkan air di atas kuburan itu bermanfaat bagi mayat. Maka keyakinan seperti ini adalah batil tidak ada asalnya. Anjuran tentang hal tersebut semata agar dapat menguatkan tanah.
Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata, “Adapun memercikkan air di atas kuburan, maksudnya adalah menguatkan tanah. Bukan seperti persangkaan orang awam bahwa maksudnya adalah mendinginkan mayat. Karena mayat tidak dingin dengan air. Akan tetapi dapat didinginkan dengan pahalanya. Akan tetapi karena untuk menguatkan tanah.” (As-Syarh Al-Kafi)
Beliau rahimahullah juga ditanya, “Apakah memercikkan air di atas kuburan dapat bermanfaat untuk mayat?”
Beliau menjawab, “Tidak bermanfaat untuk mayat, barangsiapa yang melakukan hal itu dengan berkeyakinan seperti itu, maka keyakinannya tidak benar. Sesungguhnya memercikkan air di kuburan ketika menguburkan agar komponen tanah tidak berterbangan karena angin atau lainnya. Ini adalah maksud dari memercikkan air di kuburan ketika mengubur. Sementara apakah mayat dapat mengambil manfaat, maka mayat tidak dapat mengambil manfaat darinya. Air juga tidak sampai kepadanya. Dan jasadnya juga tidak membutuhkan air.” (Nurun Ala Ad-Darbi)
Wallahu a’lam.
KEMBALI kejadian tak terduga itu akhirnya menyadarkan suamiku..
Bila engkau tinggal di dunia ini, engkau akan dikejutkan oleh kematian para kekasihmu
Namun kematian dirimu, meski aku berusaha untuk tidak mempedulikan, lebih mengejutkan bagiku
Wanita itu terjatuh di atas lantai dan tak sadarkan diri..
Kejadian itu bukan untuk pertama kali. Ia mengalami goncangan jiwa yang berkepanjangan semenjak ia menikah beberapa tahun yang lalu..
Sebelumnya orang-orang menyatakan kepadanya bahwa calon suaminya itu adalah lelaki yang baik. Ia mempunyai kepribadian yang baik. Engkau akan mudah mempengaruhi dirinya agar mengejar ketinggalannya dalam persoalan agama dan agar ia selalu menjaga shalat jama’ah.
Wahai putriku, sesungguhnya adik perempuanmu sudah lebih dahulu menikah daripadamu. Aku yakin, inilah yang terbaik bagimu.
Ibuku turut menyokong dengan menyatakan bahwa lelaki yang melamar ini orang yang berkeadaan, dari keluarga yang baik dan pekerjaannya bagus.
Berbagai manifestasi yang serba wah itu sama sekali tidak perlu buat diriku.
Aku hanya menanyakan tentang agamanya. Semua itu tidak berguna buat diriku. Aku hanya menginginkan seorang lelaki yang shalih, yang membantuku berbuat kebajikan dan taat kepada Allah. Karena lelaki semacam itu, bila mencintaiku, pasti akan memuliakan diriku. Kalau ia tidak menyukaiku, ia akan melepaskan diriku dengan cara yang baik. Betapa seringnya kita mendengar kisah-kisah yang mengharukan ketika suami menzhalimi istrinya dan percekcokan yang terjadi di antara mereka, akibat jeleknya akhlak dan agama mereka.
Aku memimpikan seorang suami yang akan membangunkan diriku untuk shalat di tengah malam…
Aku juga berdoa kepada Allah di tengah malam dengan berlinang air mata, agar menganugerahkan kepadaku seorang suami yang menolongku berbuat ketaatan dan hidup bersamanya dalam keridhaan Allah…
Berjalan seiring menuju kepada Allah, mengikuti jejak Rasulullah dan para sahabat beliau yang mulia…
Aku memimpikan seorang lelaki yang akan mendidik anak-anaknya dengan pendidikan Islam yang benar.
Seolah-olah aku sedang berdiri di depan pintu memandangi suamiku itu bersama anakku menuju masjid. Aku membayangkan seandainya suara suamiku mengetuk telingaku: “Berapa juz Al-Qur’an yang sudah engkau hafal? Berapa juz pula yang sudah engkau baca?” Aku membayangkan seandainya aku bersama anakku yang masih kecil berdiri di hadapan Ka’bah sambil berdoa. Aku akan melahirkan sebanyak-banyaknya keturunan, semasa itu memberi pahala buat diriku..
Aku akan melahirkan ke dunia ini seorang anak yang akan bertauhid kepada Allah. Semakin lama aku membayangkan hal itu, semakin selama itu pula aku merasa nikmat dengan mimpi-mimpi tersebut.
Bagaimanapun, segala puji bagi Allah. Aku berharap-harap pahala dan bersabar terhadap suamiku ini. Pada awalnya, seolah-olah ia adalah orang yang rajin shalat. Seiring dengan berjalannya waktu, tampak ia amat berat melakukan shalat.
“Apa yang engkau inginkan?” tanyanya. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang… Aku mau shalat, jawabku. Waktu masih sangat pagi sekali… Demikian dengan cepat ia memberi tanggapan bila aku membujuknya untuk melakukan shalat berjamaah, sehingga ia tidak meninggalkannya. Aku merasa bahwa ia akan berubah dengan desakanku untuk mencari yang lebih utama. Paling tidak, demikianlah optimisme diriku..
Aku sungguh khawatir terhadap teman-teman yang jahat. Suamiku itu pernah menceritakan kepadaku sebagian di antara mereka. Aku khawatir orang-orang itu akan mempengaruhi dirinya. Aku memikirkan satu cara yang mungkin lebih berpengaruh daripada sekedar nasihatku saja.
Kenapa aku tidak memperkenalkannya kepada seorang pemuda shalih, agar ia bisa terpengaruh olehnya? Suami teman wanitaku adalah seorang pemuda yang baik, konsekuen dalam Islam dan insya Allah juga orang yang shalih. Aku segera menelepon teman wanitaku itu dan ia pun segera menyambut baik buah pikiranku tersebut, bahkan turut memberi dorongan kepada suaminya. Akhirnya temanku itu datang berkunjung bersama suaminya.
Hatiku sungguh berbunga-bunga. Semoga Allah menanamkan rasa cinta pada diri suamiku kepadanya. Semakin lama waktu kunjungan mereka, semakin berdetak jantungku dibuatnya…
Aku kembali dan menemuinya dengan tergesa. Aku duduk dan menekankan jari-jari tanganku dengan kuat. Menanti ia mengucapkan sesuatu… Aku memandangi kedua belah matanya. Ia berkata: “Ia orang yang lembut dan baik hati sekali.” Namun suamiku tampaknya tidak juga bersemangat untuk bertemu dengan mereka dan pergi mengunjungi mereka, sebagaimana janjinya untuk membalas kunjungan mereka.
Aku sudah berusaha dengan berbagai cara dan jalan, untuk berusaha memeliharanya agar tetap shalat berjamaah di masjid. Sekarang, tekadku semakin bertambah, setelah melahirkan anak baginya. Aku menghabiskan waktu malam yang panjang seorang diri dengan begadang..
Sementara suamiku tertawa terbahak-bahak bersama teman-temannya, aku menangis seorang diri bersama anakku… Aku terus mendoakan dirinya agar mendapatkan hidayah.
Aku sengaja melakukan shalat malam di kamar kami, di sisinya. Dengan harapan semoga Allah memberi hidayah hatinya… Terkadang dia terbangun dan melihatku shalat. Pada waktu siang, kulihat bahwa ia terpengaruh juga oleh shalatku dan panjangnya…
Sore harinya, ia memintaku untuk menyiapkan pakaian-pakaiannya, karena ia akan bepergian ke luar kota dalam urusan bisnis. Aku tidak bisa membedakan apakah ia berkata jujur atau sebaliknya. Umumnya bila ia bepergian, ia tidak pernah menghubungi kami. Terkadang ia menelepon dan meninggalkan nomor kamar dan nomor teleponnya. Bila ia menghubungi, aku akan tahu di mana ia berada. Namun seringnya aku tidak mengetahui ke mana ia pergi. Hanya saja aku tetap bersangka baik kepadanya sebagai seorang muslim.
Selama perjalanannya, aku mengkhususkan doa untuknya. Di hari kedua perjalanannya, ia menelepon kami: “Ini nomor teleponku.” Alhamdulillah, aku merasa tenang karena ia masih berada di kerajaan Saudi Arabia. Selama tiga hari kemudian, tidak ada terdengar lagi suaranya. Namun pada hari keempat, kembali terdengar suaranya. Namun aku hampir tidak mengenalinya. Suara yang mengandung kedukaan. “Apa yang menimpamu?!” “Aku akan kembali malam ini juga, insya Allah.”
Pada malam itu, aku tidak dapat tidur karena ia menangis terus menerus. Sebenarnya apa yang terjadi denganmu? Ia menangis seperti anak kecil. Aku pun akhirnya ikut menangis, sementara aku tidak mengetahui apa yang terjadi dengannya. Beberapa saat kemudian, ia terdiam lama. Lalu ia memandangku, sementara air matanya jatuh berderai…
Ia mengusap air matanya yang terakhir, kemudian mulai bercerita: “Maha Suci Allah, seorang teman kerjaku…
Kami pergi bersama-sama untuk menyelesaikan sebagian pekerjaan kami. Kami tidur di dua kamar yang saling bersebelahan, dan hanya dibatasi oleh sebuah tembok. Sore itu kami makan bersama. Di hadapan meja hidangan, kami terlibat pembicaraan. Kami banyak tertawa dan sama sekali tidak punya keinginan untuk tidur. Kami berjalan-jalan di pasar-pasar selama dua jam sambil berjalan kaki tanpa berhenti, sementara mata kami tidak terpejam dari pandangan-pandangan yang haram.
Kemudian kami kembali dan berpisah ke kamar masing-masing dengan niat untuk kembali menyelesaikan pekerjaan keesokan harinya. Aku tertidur dengan nyenyak. Aku shalat Shubuh pada pukul setengah delapan. Kuhubungi temanku lewat telepon untuk membangunkannya, namun tidak ada jawaban. Aku mengulanginya lagi, karena kemungkinan ia sedang di kamar mandi. Aku meminum segelas susu yang sudah tersedia. Kemudian aku meneleponnya sekali lagi. Tidak ada juga jawaban.
Hari sudah menunjukkan pukul delapan. Kami sudah terlambat dari jam kerja yang ditetapkan. Aku mengetuk pintunya, namun tidak ada jawaban. Aku segera menghubungi bagian informasi hotel, kalau-kalau ia sudah keluar. Namun mereka mengatakan bahwa ia masih ada dalam kamarnya. Kami harus membuka pintu untuk melihatnya..
Keadaan tampaknya mengkhawatirkan. Mereka mengeluarkan kunci cadangan kamar itu. Kami pun memasuki kamar. Ternyata ia tertidur. “Hai Shalih,” panggilku. Aku mengulang memanggilnya. Aku mengeraskan suaraku lagi sambil mendekatinya. Ia tertidur, tetapi sambil menggigit lidahnya, sementara warna kulitnya berubah. Aku memanggilnya lagi dan semakin mendekatnya. Ia tidak bergerak sama sekali.
Hasil diagnosa dokter menyatakan bahwa ia sudah meninggal sejak semalam akibat serangan jantung mendadak. Kemana kesehatannya selama ini? Kebugarannya, kemudaannya? Tadi malam, kami baru saja berjalan-jalan, ia tidak mengeluhkan sakit apapun. Tidak ada penyakit, dan tidak ada keluhan apapun. Aku kembali memikirkan. Ini adalah kematian mendadak yang tidak diketahui kapan akan datang. Bahkan terkadang tanpa tanda-tanda.
Aku bertanya kepada diriku sendiri: Mengapa bukan aku yang bernasib seperti Shalih? Apa bekalku untuk menghadap Allah? Mana amalanku? Tidak ada sama sekali. Aku segera menyadari bahwa aku telah melalaikan hak-hak Allah. Suamiku terdiam, lalu ia menangis dan aku pun ikut menangis. Kami menangis bersama-sama. Aku memuji Allah atas hidayah tersebut. Setelah itu kami betul-betul merasa hidup bahagia, sebagaimana yang aku mimpikan, atau lebih baik dari itu…
Seminggu kemudian…
Suamiku amat berterimakasih kepadaku, karena semangat dan usahaku untuk membimbingnya. Beliau menyatakan bahwa insya Allah kami akan pergi menjalankan umrah dan tinggal di Mekah pada akhir pekan, untuk memulai lembaran baru dalam kehidupan kami dengan komitmen penuh. Hampir saja aku terbang karena riangnya. Sejak menikah, aku belum pernah pergi ke Mekah.
Pada waktu Dhuha hari itu juga, aku berangkat ke tanah haram… Jumlah orang sedikit, karena kala itu musim panas sehingga tidak begitu ramai. Allah telah mengabulkan apa yang selama ini aku impikan.
Bersama anakku, aku berdiri di depan Ka’bah. Namun aku tidak mampu mendoakannya, karena aku terus menangis dan menangis, sehingga hatiku serasa terputus…
Keesokan harinya. Hari ini, insya Allah aku melakukan thawaf wadaa’ dan pergi meninggalkan tanah suci ini.
Usai melakukan thawaf wadaa’… kami meninggalkan Al-Haram untuk siap-siap pergi. “Apa yang engkau bawa?” Ternyata kitab Ibnu Rajab “Jami’ul Ulumi wal Hikam”, kitab Ibnul Qayyim “Zaadul Ma’aad fi Hadyi Khairil Ibaad” juga “Al-Waabilush Shayyib” oleh Ibnul Qayyim, yang lainnya kitab “Al-Jawaabul Kaafi Liman Sa-ala ‘Anid Dawaa-isy Syaafi” ada pula mushaf Al-Qur’an dengan ukuran kecil yang tidak pernah lepas dari sakuku…
Wahai kekasihku. Inilah rambu-rambu jalan kita menuju Akhirat…
Ia terus mengulang-ulang firman Allah Subhanahu wa Ta’ala berikut, sambil membawa tasnya:
“Ya Rabbi, jadikanlah kami orang-orang yang mendirikan shalat demikian juga dari anak keturunanku. Rabb kami, terimalah doa kami. Ya Rabbi, ampunilah dosa-dosaku dan dosa-dosa kedua orang tuaku juga dosa-dosa orang-orang beriman pada hari terjadinya hisab…” (Ibrahim: 40-41)
Sumber: Perjalanan Menuju Hidayah karya Abdul Malik Al-Qasim (penerjemah: Abu Umar Basyir), penerbit: Darul Haq, cet. 1, Ramadhan 1422 H / Desember 2001 M. Hal. 41-49.
Namun kematian dirimu, meski aku berusaha untuk tidak mempedulikan, lebih mengejutkan bagiku
Wanita itu terjatuh di atas lantai dan tak sadarkan diri..
Kejadian itu bukan untuk pertama kali. Ia mengalami goncangan jiwa yang berkepanjangan semenjak ia menikah beberapa tahun yang lalu..
Sebelumnya orang-orang menyatakan kepadanya bahwa calon suaminya itu adalah lelaki yang baik. Ia mempunyai kepribadian yang baik. Engkau akan mudah mempengaruhi dirinya agar mengejar ketinggalannya dalam persoalan agama dan agar ia selalu menjaga shalat jama’ah.
Wahai putriku, sesungguhnya adik perempuanmu sudah lebih dahulu menikah daripadamu. Aku yakin, inilah yang terbaik bagimu.
Ibuku turut menyokong dengan menyatakan bahwa lelaki yang melamar ini orang yang berkeadaan, dari keluarga yang baik dan pekerjaannya bagus.
Berbagai manifestasi yang serba wah itu sama sekali tidak perlu buat diriku.
Aku hanya menanyakan tentang agamanya. Semua itu tidak berguna buat diriku. Aku hanya menginginkan seorang lelaki yang shalih, yang membantuku berbuat kebajikan dan taat kepada Allah. Karena lelaki semacam itu, bila mencintaiku, pasti akan memuliakan diriku. Kalau ia tidak menyukaiku, ia akan melepaskan diriku dengan cara yang baik. Betapa seringnya kita mendengar kisah-kisah yang mengharukan ketika suami menzhalimi istrinya dan percekcokan yang terjadi di antara mereka, akibat jeleknya akhlak dan agama mereka.
Aku memimpikan seorang suami yang akan membangunkan diriku untuk shalat di tengah malam…
Aku juga berdoa kepada Allah di tengah malam dengan berlinang air mata, agar menganugerahkan kepadaku seorang suami yang menolongku berbuat ketaatan dan hidup bersamanya dalam keridhaan Allah…
Berjalan seiring menuju kepada Allah, mengikuti jejak Rasulullah dan para sahabat beliau yang mulia…
Aku memimpikan seorang lelaki yang akan mendidik anak-anaknya dengan pendidikan Islam yang benar.
Seolah-olah aku sedang berdiri di depan pintu memandangi suamiku itu bersama anakku menuju masjid. Aku membayangkan seandainya suara suamiku mengetuk telingaku: “Berapa juz Al-Qur’an yang sudah engkau hafal? Berapa juz pula yang sudah engkau baca?” Aku membayangkan seandainya aku bersama anakku yang masih kecil berdiri di hadapan Ka’bah sambil berdoa. Aku akan melahirkan sebanyak-banyaknya keturunan, semasa itu memberi pahala buat diriku..
Aku akan melahirkan ke dunia ini seorang anak yang akan bertauhid kepada Allah. Semakin lama aku membayangkan hal itu, semakin selama itu pula aku merasa nikmat dengan mimpi-mimpi tersebut.
Bagaimanapun, segala puji bagi Allah. Aku berharap-harap pahala dan bersabar terhadap suamiku ini. Pada awalnya, seolah-olah ia adalah orang yang rajin shalat. Seiring dengan berjalannya waktu, tampak ia amat berat melakukan shalat.
“Apa yang engkau inginkan?” tanyanya. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang… Aku mau shalat, jawabku. Waktu masih sangat pagi sekali… Demikian dengan cepat ia memberi tanggapan bila aku membujuknya untuk melakukan shalat berjamaah, sehingga ia tidak meninggalkannya. Aku merasa bahwa ia akan berubah dengan desakanku untuk mencari yang lebih utama. Paling tidak, demikianlah optimisme diriku..
Aku sungguh khawatir terhadap teman-teman yang jahat. Suamiku itu pernah menceritakan kepadaku sebagian di antara mereka. Aku khawatir orang-orang itu akan mempengaruhi dirinya. Aku memikirkan satu cara yang mungkin lebih berpengaruh daripada sekedar nasihatku saja.
Kenapa aku tidak memperkenalkannya kepada seorang pemuda shalih, agar ia bisa terpengaruh olehnya? Suami teman wanitaku adalah seorang pemuda yang baik, konsekuen dalam Islam dan insya Allah juga orang yang shalih. Aku segera menelepon teman wanitaku itu dan ia pun segera menyambut baik buah pikiranku tersebut, bahkan turut memberi dorongan kepada suaminya. Akhirnya temanku itu datang berkunjung bersama suaminya.
Hatiku sungguh berbunga-bunga. Semoga Allah menanamkan rasa cinta pada diri suamiku kepadanya. Semakin lama waktu kunjungan mereka, semakin berdetak jantungku dibuatnya…
Aku kembali dan menemuinya dengan tergesa. Aku duduk dan menekankan jari-jari tanganku dengan kuat. Menanti ia mengucapkan sesuatu… Aku memandangi kedua belah matanya. Ia berkata: “Ia orang yang lembut dan baik hati sekali.” Namun suamiku tampaknya tidak juga bersemangat untuk bertemu dengan mereka dan pergi mengunjungi mereka, sebagaimana janjinya untuk membalas kunjungan mereka.
Aku sudah berusaha dengan berbagai cara dan jalan, untuk berusaha memeliharanya agar tetap shalat berjamaah di masjid. Sekarang, tekadku semakin bertambah, setelah melahirkan anak baginya. Aku menghabiskan waktu malam yang panjang seorang diri dengan begadang..
Sementara suamiku tertawa terbahak-bahak bersama teman-temannya, aku menangis seorang diri bersama anakku… Aku terus mendoakan dirinya agar mendapatkan hidayah.
Aku sengaja melakukan shalat malam di kamar kami, di sisinya. Dengan harapan semoga Allah memberi hidayah hatinya… Terkadang dia terbangun dan melihatku shalat. Pada waktu siang, kulihat bahwa ia terpengaruh juga oleh shalatku dan panjangnya…
Sore harinya, ia memintaku untuk menyiapkan pakaian-pakaiannya, karena ia akan bepergian ke luar kota dalam urusan bisnis. Aku tidak bisa membedakan apakah ia berkata jujur atau sebaliknya. Umumnya bila ia bepergian, ia tidak pernah menghubungi kami. Terkadang ia menelepon dan meninggalkan nomor kamar dan nomor teleponnya. Bila ia menghubungi, aku akan tahu di mana ia berada. Namun seringnya aku tidak mengetahui ke mana ia pergi. Hanya saja aku tetap bersangka baik kepadanya sebagai seorang muslim.
Selama perjalanannya, aku mengkhususkan doa untuknya. Di hari kedua perjalanannya, ia menelepon kami: “Ini nomor teleponku.” Alhamdulillah, aku merasa tenang karena ia masih berada di kerajaan Saudi Arabia. Selama tiga hari kemudian, tidak ada terdengar lagi suaranya. Namun pada hari keempat, kembali terdengar suaranya. Namun aku hampir tidak mengenalinya. Suara yang mengandung kedukaan. “Apa yang menimpamu?!” “Aku akan kembali malam ini juga, insya Allah.”
Pada malam itu, aku tidak dapat tidur karena ia menangis terus menerus. Sebenarnya apa yang terjadi denganmu? Ia menangis seperti anak kecil. Aku pun akhirnya ikut menangis, sementara aku tidak mengetahui apa yang terjadi dengannya. Beberapa saat kemudian, ia terdiam lama. Lalu ia memandangku, sementara air matanya jatuh berderai…
Ia mengusap air matanya yang terakhir, kemudian mulai bercerita: “Maha Suci Allah, seorang teman kerjaku…
Kami pergi bersama-sama untuk menyelesaikan sebagian pekerjaan kami. Kami tidur di dua kamar yang saling bersebelahan, dan hanya dibatasi oleh sebuah tembok. Sore itu kami makan bersama. Di hadapan meja hidangan, kami terlibat pembicaraan. Kami banyak tertawa dan sama sekali tidak punya keinginan untuk tidur. Kami berjalan-jalan di pasar-pasar selama dua jam sambil berjalan kaki tanpa berhenti, sementara mata kami tidak terpejam dari pandangan-pandangan yang haram.
Kemudian kami kembali dan berpisah ke kamar masing-masing dengan niat untuk kembali menyelesaikan pekerjaan keesokan harinya. Aku tertidur dengan nyenyak. Aku shalat Shubuh pada pukul setengah delapan. Kuhubungi temanku lewat telepon untuk membangunkannya, namun tidak ada jawaban. Aku mengulanginya lagi, karena kemungkinan ia sedang di kamar mandi. Aku meminum segelas susu yang sudah tersedia. Kemudian aku meneleponnya sekali lagi. Tidak ada juga jawaban.
Hari sudah menunjukkan pukul delapan. Kami sudah terlambat dari jam kerja yang ditetapkan. Aku mengetuk pintunya, namun tidak ada jawaban. Aku segera menghubungi bagian informasi hotel, kalau-kalau ia sudah keluar. Namun mereka mengatakan bahwa ia masih ada dalam kamarnya. Kami harus membuka pintu untuk melihatnya..
Keadaan tampaknya mengkhawatirkan. Mereka mengeluarkan kunci cadangan kamar itu. Kami pun memasuki kamar. Ternyata ia tertidur. “Hai Shalih,” panggilku. Aku mengulang memanggilnya. Aku mengeraskan suaraku lagi sambil mendekatinya. Ia tertidur, tetapi sambil menggigit lidahnya, sementara warna kulitnya berubah. Aku memanggilnya lagi dan semakin mendekatnya. Ia tidak bergerak sama sekali.
Hasil diagnosa dokter menyatakan bahwa ia sudah meninggal sejak semalam akibat serangan jantung mendadak. Kemana kesehatannya selama ini? Kebugarannya, kemudaannya? Tadi malam, kami baru saja berjalan-jalan, ia tidak mengeluhkan sakit apapun. Tidak ada penyakit, dan tidak ada keluhan apapun. Aku kembali memikirkan. Ini adalah kematian mendadak yang tidak diketahui kapan akan datang. Bahkan terkadang tanpa tanda-tanda.
Aku bertanya kepada diriku sendiri: Mengapa bukan aku yang bernasib seperti Shalih? Apa bekalku untuk menghadap Allah? Mana amalanku? Tidak ada sama sekali. Aku segera menyadari bahwa aku telah melalaikan hak-hak Allah. Suamiku terdiam, lalu ia menangis dan aku pun ikut menangis. Kami menangis bersama-sama. Aku memuji Allah atas hidayah tersebut. Setelah itu kami betul-betul merasa hidup bahagia, sebagaimana yang aku mimpikan, atau lebih baik dari itu…
Seminggu kemudian…
Suamiku amat berterimakasih kepadaku, karena semangat dan usahaku untuk membimbingnya. Beliau menyatakan bahwa insya Allah kami akan pergi menjalankan umrah dan tinggal di Mekah pada akhir pekan, untuk memulai lembaran baru dalam kehidupan kami dengan komitmen penuh. Hampir saja aku terbang karena riangnya. Sejak menikah, aku belum pernah pergi ke Mekah.
Pada waktu Dhuha hari itu juga, aku berangkat ke tanah haram… Jumlah orang sedikit, karena kala itu musim panas sehingga tidak begitu ramai. Allah telah mengabulkan apa yang selama ini aku impikan.
Bersama anakku, aku berdiri di depan Ka’bah. Namun aku tidak mampu mendoakannya, karena aku terus menangis dan menangis, sehingga hatiku serasa terputus…
Keesokan harinya. Hari ini, insya Allah aku melakukan thawaf wadaa’ dan pergi meninggalkan tanah suci ini.
Usai melakukan thawaf wadaa’… kami meninggalkan Al-Haram untuk siap-siap pergi. “Apa yang engkau bawa?” Ternyata kitab Ibnu Rajab “Jami’ul Ulumi wal Hikam”, kitab Ibnul Qayyim “Zaadul Ma’aad fi Hadyi Khairil Ibaad” juga “Al-Waabilush Shayyib” oleh Ibnul Qayyim, yang lainnya kitab “Al-Jawaabul Kaafi Liman Sa-ala ‘Anid Dawaa-isy Syaafi” ada pula mushaf Al-Qur’an dengan ukuran kecil yang tidak pernah lepas dari sakuku…
Wahai kekasihku. Inilah rambu-rambu jalan kita menuju Akhirat…
Ia terus mengulang-ulang firman Allah Subhanahu wa Ta’ala berikut, sambil membawa tasnya:
“Ya Rabbi, jadikanlah kami orang-orang yang mendirikan shalat demikian juga dari anak keturunanku. Rabb kami, terimalah doa kami. Ya Rabbi, ampunilah dosa-dosaku dan dosa-dosa kedua orang tuaku juga dosa-dosa orang-orang beriman pada hari terjadinya hisab…” (Ibrahim: 40-41)
Sumber: Perjalanan Menuju Hidayah karya Abdul Malik Al-Qasim (penerjemah: Abu Umar Basyir), penerbit: Darul Haq, cet. 1, Ramadhan 1422 H / Desember 2001 M. Hal. 41-49.
Istigfar dan Keberkahan Rizki
Seorang ikhwan pergi ke pasar untuk menjual dagangannya. Waktu itu
pasar sesak dengan penjual dan pembeli. Dia duduk di tempat yang telah
disiapkan untuk jualan dan menjajakan dagangannya, sementara itu ia
duduk di dekatnya. Waktu berlalu lama tapi orang-orang tidak ada yang
tertarik dengan barangnya. Orang-orang datang
melihat kemudian pergi. Dia sangat membutuhkan uang dan mau tidak mau
harus menjual barangnya ini. Waktu sudah lama, tapi tidak seorang pun
yang mau membeli. Dia merasa sempit dan mulai berpikir, apa yang harus
dia lakukan? Seketika muncul di ingatannya sebuah hadits yang pernah dia
dengar dari imam masjid, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wassalam bersabda,
“Barangsiapa memperbanyak istighfar, Allah membuatkannya dari setiap
kesusahan ada jalan keluar dan dari setiap kesempitan ada penyelesaian,
serta menganugerahinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.”
Dia pun mulai beristighfar dan beristighfar, dia bercerita, “Demi Allah, tatkala saya memulai istighfar orang-orang mulai datang kepadaku. Yang ini ingin membelinya dan yang lain lagi ingin agar dia yang membelinya. Yang ini menambah harga dan yang lain menaikkannya lagi. Sampai akhirnya saya merasa senang. Saya menjual habis daganganku dan alhamdulillah. Saya pulang ke rumah dengan membawa uang sementara kedua mataku meneteskan air mata karena saya telah banyak mengabaikan harta berharga ini (istighfar) dan alhamdulillah, segala puji bagi Allah Rabb semesta alam.”
> Kisah ini saya diceritakan langsung oleh seorang ikhwan secara lisan.
Sumber: Keajaiban Sedekah & Istighfar karya Hasan bin Ahmad bin Hasan Hammam (penerjemah Muhammad Iqbal, Lc & Jamaluddin), penerbit Darul Haq cet. V, Rajab 1429 H/Agustus 2008 M, hal. 134-135.
Dia pun mulai beristighfar dan beristighfar, dia bercerita, “Demi Allah, tatkala saya memulai istighfar orang-orang mulai datang kepadaku. Yang ini ingin membelinya dan yang lain lagi ingin agar dia yang membelinya. Yang ini menambah harga dan yang lain menaikkannya lagi. Sampai akhirnya saya merasa senang. Saya menjual habis daganganku dan alhamdulillah. Saya pulang ke rumah dengan membawa uang sementara kedua mataku meneteskan air mata karena saya telah banyak mengabaikan harta berharga ini (istighfar) dan alhamdulillah, segala puji bagi Allah Rabb semesta alam.”
> Kisah ini saya diceritakan langsung oleh seorang ikhwan secara lisan.
Sumber: Keajaiban Sedekah & Istighfar karya Hasan bin Ahmad bin Hasan Hammam (penerjemah Muhammad Iqbal, Lc & Jamaluddin), penerbit Darul Haq cet. V, Rajab 1429 H/Agustus 2008 M, hal. 134-135.
Batu Ginjal dan Sedekah
seseorang ayah mengeluh disebabkan sakit yang tiba-tiba yang tidak
diketahui penyebabnya. Dia masih mengerang kesakitan dikarenakan
sakitnya yang luar biasa. Anaknya membawanya ke dokter untuk mengetahui
penyebab sakitnya tersebut, lalu dokter mulai memeriksa penyakitnya, dan
ternyata hasilnya adalah ditemukannya batu
dalam ginjalnya, di mana batu itu harus dikeluarkan melalui operasi
bedah. Ayah dan anak tersebut kemudian kembali ke rumah untuk
mempersiapkan operasi.
Pada pagi harinya, anak tersebut pergi menuju tempat kerjanya di mana ia baru memasukinya sebulan lalu, dan hari itu adalah akhir bulan saat anak tersebut menerima gaji. Dia merasa senang sekali menerima gajinya, karena itu adalah gaji pertama yang dia dapatkan dari pekerjaan barunya. Di saat dia pulang ke rumahnya, dia melihat seorang fakir yang berpenampilan buruk dan tua renta serta nampak kelelahan.
Anak itu mulai memerhatikan kondisi tersebut, tiba-tiba dia menetapkan suatu tindakan dengan cepat, bahwa dia harus menyedekahkan seluruh gajinya yang baru diperolehnya itu kepada pengemis tersebut dengan niat agar Allah menyembuhkan penyakit ayahnya.
Dan benarlah, dia mengeluarkan uang tersebut lalu memberikannya kepada pengemis itu, kemudian dia pulang ke rumahnya dan mengetuk pintu, tiba-tiba ayahnya membuka pintu untuknya, di wajahnya terlihat kebahagiaan dan kegembiraan, lalu dia berkata kepada anaknya, “Wahai anakku, segala puji hanya milik Allah, segala puji hanya milik Allah, baru saja saya merasakan sakit yang luar biasa lalu saya pergi ke kamar mandi untuk buang air hingga jatuhlah batu tersebut, dan sekarang saya telah merasakan kelegaan yang luar biasa.”
Menangislah anak tersebut karena bahagia, dan memuji Allah ‘Azza wa Jalla. Benarlah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam yang mulia: “Obatilah orang-orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah.”
Sumber: Keajaiban Sedekah & Istighfar karya Hasan bin Ahmad bin Hasan Hammam (penerjemah: Muhammad Iqbal, Lc. & Jamaluddin), penerbit: Darul Haq cet. V, Rajab 1429 H/Agustus 2008 M, hal. 59-61.
Pada pagi harinya, anak tersebut pergi menuju tempat kerjanya di mana ia baru memasukinya sebulan lalu, dan hari itu adalah akhir bulan saat anak tersebut menerima gaji. Dia merasa senang sekali menerima gajinya, karena itu adalah gaji pertama yang dia dapatkan dari pekerjaan barunya. Di saat dia pulang ke rumahnya, dia melihat seorang fakir yang berpenampilan buruk dan tua renta serta nampak kelelahan.
Anak itu mulai memerhatikan kondisi tersebut, tiba-tiba dia menetapkan suatu tindakan dengan cepat, bahwa dia harus menyedekahkan seluruh gajinya yang baru diperolehnya itu kepada pengemis tersebut dengan niat agar Allah menyembuhkan penyakit ayahnya.
Dan benarlah, dia mengeluarkan uang tersebut lalu memberikannya kepada pengemis itu, kemudian dia pulang ke rumahnya dan mengetuk pintu, tiba-tiba ayahnya membuka pintu untuknya, di wajahnya terlihat kebahagiaan dan kegembiraan, lalu dia berkata kepada anaknya, “Wahai anakku, segala puji hanya milik Allah, segala puji hanya milik Allah, baru saja saya merasakan sakit yang luar biasa lalu saya pergi ke kamar mandi untuk buang air hingga jatuhlah batu tersebut, dan sekarang saya telah merasakan kelegaan yang luar biasa.”
Menangislah anak tersebut karena bahagia, dan memuji Allah ‘Azza wa Jalla. Benarlah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam yang mulia: “Obatilah orang-orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah.”
Sumber: Keajaiban Sedekah & Istighfar karya Hasan bin Ahmad bin Hasan Hammam (penerjemah: Muhammad Iqbal, Lc. & Jamaluddin), penerbit: Darul Haq cet. V, Rajab 1429 H/Agustus 2008 M, hal. 59-61.
Menolak Korupsi, maka Pintu Rezeki pun Dibukakan Untuknya
Seorang saudara bercerita perihal seorang pedagang di Saudi Arabia
yang mengawali usahanya di pelabuhan, yang lalu ia tinggalkan. Saat
bekerja di pelabuhan, seluruh komoditas niaga harus melalui dirinya,
suatu posisi yang memberi peluamg bagi orang yang gemar bermain suap.
Sang pedagang ini pantang menerima suap dan taat pada prosedur yang
berlaku, tapi dia tahu kalau pemimpinnya suka korupsi atau menerima
suap. Sekali waktu atasannya sudah tidak malu-malu lagi, yaitu dengan
menyarankan sahabat kita ini agar menghindari prosedur yang
berbelit-belit dan mau menerima sogokan, untuk memudahkan jalan bagi
sang penyuap.
Ketika mendengar saran ini, dia langsung menggigil ketakutan.
Kemudian dia keluar dari kantor itu, dan dia nyaris tercekik karena
saking sedih, duka, dan bimbangnya. Setelah itu, hari-hari pun berlalu,
sampai para penyuap itu datang kepadanya. Ada yang bilang: “Ini adalah
hadiah dari lembaga kami.” Ada pula yang berucap: “Bingkisan ini adalah
penghargaan perusahaan kami atas usaha anda yang bagus.” Dan ungkapan
lain yang senada dengannya. Lelaki inipun menolak dan menepis seluruh
cinderamata itu. Namun sampai kapan kondisi ini terus berlangsung? Ia
dihantui kecemasan kalau sekali waktu dirinya lemah sehingga mau
menerima dan mengambil barang haram itu. Ada dua alternatif yang
terbentang di hadapannya: meninggalkan jabatan dan gajinya atau melabrak
rambu dan hukum Allah dengan menerima suap.
Karena hatinya masih bersih dan bisa menyelami kandungan firman Allah:
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak diduga.” (QS. Ath-Thalaq: 2-3)
Maka dia pun keluar secara total dari pekerjaannya itu.
Lebih lanjut saudara kita bertutur; kemudian Allah memberinya rezeki berupa mobil boks kecil, dan mulailah ia menjalani usaha pengangkutan barang. Rupanya bisnis transportasi ini berjalan lancar, hingga ia dapat membeli mobil boks yang lain. Karena usahanya dijalani dengan telaten dan menganggap barang pengguna jasanya seperti kepunyaannya sendiri, maka banyak pedagang pun meminta jasa layanan transportasinya untuk mengangkut barang-barang mereka.
Sekali waktu kecelakaan menimpanya, di mana salah satu mobil boksnya hancur ditabrak mobil polantas, karena sopirnya mengantuk. Tatkala polisi lalu lintas meminta maaf, pria itu langsung memaafkannya. Polisi itu heran dengan kebesaran hati pria itu, yang memaafkan dirinya dan sekaligus mengakui kesalahan ada padanya.
Setelah berlalu sekian tahun polisi itu makin tinggi jabatannya, dan dia membawa barang dalam jumlah yang besar. Maka tidak ada keinginan lain baginya kecuali pria itulah yang dipilih untuk mengangkut barang-barang miliknya, tanpa berkurang sedikit pun.
Wahai pembaca, lihatlah, bagaimana pintu rezeki terbuka lebar-lebar untuk pria itu, setelah ia menolak untuk korupsi. Kini lelaki itu termasuk pengusaha kelas kakap di negerinya. Dan dia sangat dermawan sekali dalam memberi santunan untuk orang-orang dhaif dan kaum papa. Dalam jumlah yang besar ia alokasikan kekayaannya untuk sumbangan ini.
Demikianlah gambaran orang yang mencampakkan sesuatu karena Allah; maka Allah menukarnya dengan perkara yang lebih baik darinya. (Lihat kitab Qishashun Iimaaniyyah yang dihimpun oleh Adil Abdul Ali)
Sumber: Sorga di Dunia karya Ibrahim bin Abdullah Al-Hazimi
(penerjemah: Abu Sumayyah Syahiidah), penerbit: Pustaka Al -Kautsar, cet. Kedua, Mei 2000, hal. 103-106.
Karena hatinya masih bersih dan bisa menyelami kandungan firman Allah:
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak diduga.” (QS. Ath-Thalaq: 2-3)
Maka dia pun keluar secara total dari pekerjaannya itu.
Lebih lanjut saudara kita bertutur; kemudian Allah memberinya rezeki berupa mobil boks kecil, dan mulailah ia menjalani usaha pengangkutan barang. Rupanya bisnis transportasi ini berjalan lancar, hingga ia dapat membeli mobil boks yang lain. Karena usahanya dijalani dengan telaten dan menganggap barang pengguna jasanya seperti kepunyaannya sendiri, maka banyak pedagang pun meminta jasa layanan transportasinya untuk mengangkut barang-barang mereka.
Sekali waktu kecelakaan menimpanya, di mana salah satu mobil boksnya hancur ditabrak mobil polantas, karena sopirnya mengantuk. Tatkala polisi lalu lintas meminta maaf, pria itu langsung memaafkannya. Polisi itu heran dengan kebesaran hati pria itu, yang memaafkan dirinya dan sekaligus mengakui kesalahan ada padanya.
Setelah berlalu sekian tahun polisi itu makin tinggi jabatannya, dan dia membawa barang dalam jumlah yang besar. Maka tidak ada keinginan lain baginya kecuali pria itulah yang dipilih untuk mengangkut barang-barang miliknya, tanpa berkurang sedikit pun.
Wahai pembaca, lihatlah, bagaimana pintu rezeki terbuka lebar-lebar untuk pria itu, setelah ia menolak untuk korupsi. Kini lelaki itu termasuk pengusaha kelas kakap di negerinya. Dan dia sangat dermawan sekali dalam memberi santunan untuk orang-orang dhaif dan kaum papa. Dalam jumlah yang besar ia alokasikan kekayaannya untuk sumbangan ini.
Demikianlah gambaran orang yang mencampakkan sesuatu karena Allah; maka Allah menukarnya dengan perkara yang lebih baik darinya. (Lihat kitab Qishashun Iimaaniyyah yang dihimpun oleh Adil Abdul Ali)
Sumber: Sorga di Dunia karya Ibrahim bin Abdullah Al-Hazimi
(penerjemah: Abu Sumayyah Syahiidah), penerbit: Pustaka Al -Kautsar, cet. Kedua, Mei 2000, hal. 103-106.
Tidak Dusta, Kerja pun Diterima
Ada seseorang dari kalangan bangsa Eropa yang masuk Islam, lalu
baik keislamannya, jujur perilakunya, dan punya hasrat menggebu untuk
menampakkan jati diri keislamannya. Lelaki itu juga memiliki rasa
percaya diri yang tinggi di hadapan orang-orang kafir, tanpa malu atau
ragu, hatta dalam kondisi yang kadang tidak relevan, dia tetap punya
keinginan yang kuat untuk itu.
Sekali waktu ada pengumuman dari salah satu instansi pemerintahan
kafir tentang adanya peluang kerja. Lalu lelaki yang bangga dengan
keislamannya ini pun mengajukan lamaran kerja, dan mesti baginya untuk
menjalani psikotes dan tes-tes lain yang didasarkan pada job pekerjaan
itu.
Ketika wawancara dimulai, tim penguji khusus di instansi itu mengajukan sederet pertanyaan. Sebagian pertanyaan itu adalah: “Apakah anda minum khamar?” Lelaki itu menjawab dengan: “Saya tidak minum khamar, karena saya Muslim, dan agama saya melarang saya menggunakan khamar sebagai obat atau meminumnya.” Tim itu juga mengajukan pertanyaan: “Apakah anda punya teman kencan dan pacar?” Saudara kita itu menjawab: “Tidak, karena Dienul Islam, agama yang saya peluk, mengharamkan saya melakukan hal itu. Dan agama Islam membatasi pergaulan saya hanya dengan istri saya, yang dinikahi sesuai dengan tuntunan syariat Allah Azza wa Jalla.
Setelah menjalani tes, lelaki itu keluar dan sepertinya ia putus asa untuk dapat berhasil dalam seleksi itu. Namun hasil terakhir menegaskan bahwa dari semua peserta tes yang jumlahnya bejibun itu yang diterima hanya dia seorang. Lalu pria itu pergi menemui tim penanggung jawab, dan berkata: “Saya menduga bahwa bapak menjegal saya untuk menduduki job pekerjaan itu, sebagai akibat dari keadaan saya yang bersebelahan dengan bapak menyangkut agama saya dan bapak, di mana saya beragama Islam. Dengan diterimanya saya di kalangan saudara-saudara bapak yang Nasrani, bagi saya surprise. Apa rahasia di balik ini semua?”
Jawab tim itu: “Kandidat pegawai ini memprasyaratkan seseorang yang berkepribadian, cekatan dalam segala hal, dan punya konsentrasi tinggi. Sedang orang yang gemar menenggak khamar/miras tak mungkin memiliki kapabilitas seperti itu. Kami memang sudah lama menunggu orang yang tidak mengonsumsi miras, dan karena melihat kelengkapan syarat-syarat itu ada pada anda, maka pilihan pun jatuh pada anda untuk menempati job ini.”
Kemudian sang Muslim itu pun keluar sembari melantunkan pujian untuk Tuannya (Allah) terhadap nikmat dan karunia agung yang dilimpahkan kepadanya, seraya mengulang-ulang ayat ini:
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.” (QS. Ath-Thalaq: 2)
Sumber: Sorga di Dunia karya Ibrahim bin Abdullah Al-Hazimi (penerjemah: Abu Sumayyah Syahiidah), penerbit: Pustaka Al -Kautsar, cet. Kedua, Mei 2000, hal. 101-102.
Ketika wawancara dimulai, tim penguji khusus di instansi itu mengajukan sederet pertanyaan. Sebagian pertanyaan itu adalah: “Apakah anda minum khamar?” Lelaki itu menjawab dengan: “Saya tidak minum khamar, karena saya Muslim, dan agama saya melarang saya menggunakan khamar sebagai obat atau meminumnya.” Tim itu juga mengajukan pertanyaan: “Apakah anda punya teman kencan dan pacar?” Saudara kita itu menjawab: “Tidak, karena Dienul Islam, agama yang saya peluk, mengharamkan saya melakukan hal itu. Dan agama Islam membatasi pergaulan saya hanya dengan istri saya, yang dinikahi sesuai dengan tuntunan syariat Allah Azza wa Jalla.
Setelah menjalani tes, lelaki itu keluar dan sepertinya ia putus asa untuk dapat berhasil dalam seleksi itu. Namun hasil terakhir menegaskan bahwa dari semua peserta tes yang jumlahnya bejibun itu yang diterima hanya dia seorang. Lalu pria itu pergi menemui tim penanggung jawab, dan berkata: “Saya menduga bahwa bapak menjegal saya untuk menduduki job pekerjaan itu, sebagai akibat dari keadaan saya yang bersebelahan dengan bapak menyangkut agama saya dan bapak, di mana saya beragama Islam. Dengan diterimanya saya di kalangan saudara-saudara bapak yang Nasrani, bagi saya surprise. Apa rahasia di balik ini semua?”
Jawab tim itu: “Kandidat pegawai ini memprasyaratkan seseorang yang berkepribadian, cekatan dalam segala hal, dan punya konsentrasi tinggi. Sedang orang yang gemar menenggak khamar/miras tak mungkin memiliki kapabilitas seperti itu. Kami memang sudah lama menunggu orang yang tidak mengonsumsi miras, dan karena melihat kelengkapan syarat-syarat itu ada pada anda, maka pilihan pun jatuh pada anda untuk menempati job ini.”
Kemudian sang Muslim itu pun keluar sembari melantunkan pujian untuk Tuannya (Allah) terhadap nikmat dan karunia agung yang dilimpahkan kepadanya, seraya mengulang-ulang ayat ini:
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.” (QS. Ath-Thalaq: 2)
Sumber: Sorga di Dunia karya Ibrahim bin Abdullah Al-Hazimi (penerjemah: Abu Sumayyah Syahiidah), penerbit: Pustaka Al -Kautsar, cet. Kedua, Mei 2000, hal. 101-102.
SI PENJUAL MINYAK WANGI : dulu ia tak kusukai kini keadaan berbalik..
Ada orang berkata kepada Abdullah bin Umar: Si Fulan Al-Anshari
meninggal dunia. Beliau berkata: “Semoga Allah merahmatinya. Mereka
berkata: “Ia meninggalkan uang seratus ribu.”
Beliau berkata: “Tetapi uang itu tidak meninggalkannya.”
Ia tertimpa kondisi perekonomian yang sempit sekali. Kondisinya menjadi amat burtk, harta bendanya menipis, dan teman-temannya pergi menjauhi…
Ia teringat, bahwa semenjak sepuluh tahun yang lalu ia mengajukan pengunduran diri dari pekerjaannya, dan beralih ke usaha bebas. Kondisinya otomatis berubah setelah pengunduran diri… Hartanya berlimpah. Ia pindah ke sebuah villa besar, menikah dengan istri kedua. Bepergian kesana kemari, tak terhitung jumlahnya. Ia tenggelam dalam kesenangan dan kemaksiatan, tanpa batas. Saat terdengar adzan, sementara letak masjid hanya beberapa meter dari kantornya, ia tidak mau pergi untuk shalat. Bahkan dalam waktu yang lama sekali, ia tidak pernah bersujud. Ia sibuk sekali, sehingga tidak punya waktu untuk itu.
Di rumah, ia tak ubahnya seekor binatang. Makan, minum dan tidur. Bahkan mendidik anak saja tidak sempat. Tidak pernah ia bertanya kepada anaknya, apakah mereka mengenal shalat atau tidak. Dalam soal harta, baginya tidak ada bedanya antara halal dengan haram. Cara baginya bukan masalah penting, yang penting adalah hasil. Itu adalah kaidahnya dalam berbisnis.
Akan tetapi kira-kira dua tahun yang lalu, urusan perekonomiannya memburuk. Ia berusaha melakukan tindakan yang mustahil, untuk tetap menjaga pekerjaan dan keuntungan-keuntungannya yang lampau. Oleh sebab itu pekerjaannya mulai mengalami kesimpangsiuran. Bagaikan orang tenggelam yang berusaha mencari keselamatan.
Mulailah mereka yang mencari keuntungan cepat mempropagandakan kepadanya proyek-proyek tertentu. Satu proyek gagal, tidak berhasil. Proyek yang lain hanya menghasilkan setengah dari modal. Dalam waktu dua tahun saja, sudah banyak hutangnya dan bertumpuk permasalahannya. Ia teringat bagaimana keadaannya dahulu sebelum berhenti bekerja. Sekarang pengeluarannya menggurita, sementara pemasukkannya sedikit. Ia mulai mengambil utang di berbagai bank.
Hanya dalam waktu satu tahun saja, utangnya sudah bertumpuk-tumpuk, sehingga ia tidak mampu lagi mengembalikannya. Beralihlah ia ke fase baru dalam kehidupannya. Yakni fase munculnya berbagai tuntutan di mahkamah dan di hadapan hukum serta kepolisian. Pekerjaannya sekarang hanyalah berusaha menangguhkan hak pihak yang mengutanginya ke waktu lain. Bulan demi bulan berlalu. Utang semakin melilit.
Bayangan penjarapun mulai terlihat. Terkadang dalam bentuk peringatan dan ancaman, terkadang juga dalam bentuk pengaduan dan dakwaan. Demikianlah yang dilakukan oleh pihak pemberi utang…
Ia menjual semua yang dimilikinya. Villanya, mobil-mobilnya, tanah-tanahnya, berbagai aset dagangnya. Semuanya bisa membayar sebagian besar utangnya. Tinggal sedikit bagian utangnya yang dibiarkan oleh para pengutangnya, karena kasihan kepadanya. Ia pindah ke sebuah rumah kecil. Di situ ia berkumpul bersama istri dan sepuluh anaknya. Sopir dan pembantu? Sudah tidak lagi mereka miliki. Malam hari mereka lalui dalam kegundahan dan kesedihan..
Di tengah kemelut persoalan tersebut, terbersit dalam hatinya keinginan berkunjung kepada sahabatnya, Muhammad. Mungkin ia bisa membantu dengan sedikit uang. Ia adalah sahabatnya di masa kecil, dan juga rekan kerjanya dahulu.
Pergi mengunjunginya atau tidak? Karena ketika Muhammad mengunjunginya dua tahun yang lalu, ia merasa sesak dengan berbagai kemewahannya dan juga oleh suara-suara musik dan ribut-ribut di rumahnya. Tetapi sekarang kebutuhan mendesak…
Ia membulatkan tekad dan mencari waktu yang tepat, yakni waktu Ashar besok hari. Di pertengahan Ashar, ia mengenakan pakaiannya.
Tiba-tiba pintu rumahnya diketuk. Siapa? “Bilang saja tidak ada orangnya.” Rupanya ia adalah pemilik rumah yang hendak menagih uang sewa rumahnya. “Mana bapak kalian?” “Tidak ada di rumah.” Ia terpaksa mengundur kepergiannya setengah jam, sampai pemilik rumah itu menjauh dari rumahnya..
Dengan tergesa-gesa ia keluar rumah dan mengendarai mobilnya, tujuannya adalah rumah Muhammad. Masih rumah yang lama, belum berubah. Ia sampai di rumah Muhammad tepat setelah adzan Maghrib. “Siapa di luar?” tanya orang di dalam. “Saya Shalih.” jawabnya. “Dia sedang ke Masjid. Nanti ia pulang sesudah shalat.” katanya. Ia segera mengendarai mobilnya sambil menundukkan kepala. Karena amatlah aib, jika menunggu dalam mobil sementara orang-orang lewat menuju masjid untuk shalat. Namun bagaimana kalau ia bertemu dengan Muhammad, lalu mendapatinya tidak shalat berjamaah? Kemana ia harus pergi?
“Aku belum berwudhu, sementara bila aku ingin shalat, ini sudah ada masjid.” gumamnya.
Ia pun berwudhu dan berangkat ke masjid untuk shalat. Ia mendapatkan shalat sudah di rakaat kedua. Seusai shalat salah seorang syaikh bangkit berdiri dan memegang mikrofon pengeras suara. Setelah memuji Allah dan membaca shalawat kepada Nabi, ia berkata: “Saya meminta waktu kalian lima menit saja.” Ia mulai berbicara tentang ketaatan. Bahwa ketaatan adalah sebab munculnya kebahagiaan dalam hidup. Tidakkah kalian mendengar firman Allah:
“Dan barangsiapa yang berpaling dari dzikir kepada-Ku, pasti ia akan mendapatkan kehidupan yang sempit.” (Thaha: 124)
Kemudian ia menyinggung tentang bagaimana seseorang dapat konsekuen dalam hidupnya, menyebutkan beberapa faidah mendekatkan diri kepada Allah. Ia juga menyebutkan tentang rizki. Aku mengangkat kepalaku untuk melihatnya. Ini hal yang penting buat diriku. Ia mengiringkannya dengan firman Allah:
“Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, akan Allah berikan kepadanya jalan keluar. Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, akan diberikan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (Ath-Thalaq: 2-3)
Artinya, rezki itu datang melalui pintu yang belum pernah kamu ketuk dan belum pernah kamu bayangkan.
Ia sudah menyelesaikan waktu lima menit, dan sudah menunaikan janjinya.
Aku berkata kepada diriku sendiri: “Andai saja ia tidak memenuhi janjinya.” Ucapannya masuk ke dalam hatiku. Kemana perhatianku terhadap ayat-ayat dan hadits-hadits tersebut? Selama ini aku sudah tersesat, tidak lagi mengenal Allah, selain dalam kesusahan ini. Alhamdulillah, kini aku sudah mengenal-Nya..
Ia telah memberi pengaruh pada diriku demikian mendalam. Sementara jiwaku tengah hancur dalam hal materi. Ia telah membangkitkan kesadaranku bahwa semua yang kualami penyebabnya adalah kemaksiatan. Aku ingat akan kelalaianku.
Air mataku berderai. Aku bersiap-siap dan keluar dari masjid. Nah, itu dia Muhammad.
Kami masuk ke rumahnya. Allahu Akbar, ia adalah teman seumur hidup, begitulah perumpamaannya. Ia menyambutku dengan baik, pada saat di mana orang-orang yang di sekitarku sudah berlarian. “Bagaimana kabar anak-anakmu? Bagaimana kesehatanmu? Bagaimana pula kondisimu sekarang?” tanyanya. “Wahai Muhammad, jangan tergesa-gesa. Aku akan memberitahukan semuanya kepadamu.” Aku berbicara panjang lebar kepadanya. Kuceritakan segalanya secara rinci. Selesai aku bercerita, ia mengutarakan kepadaku satu jawaban yang belum pernah aku dengar seumur hidupku. “Itu adalah rahmat Allah untuk dirimu. Engkau telah memakan yang haram, lebih banyak dari yang halal. Engkau juga telah meninggalkan banyak kewajiban agamamu dan menjauh dari Allah.. Semoga hal ini juga dapat membangunkan hatimu. Agar engkau mengetahui bahwa materi itu tidak berarti apa-apa. Bahkan Allah akan membuat perhitungan kepadamu, sebagaimana dalam hadits:
“Seseorang akan ditanya tentang empat perkara: Umurnya, untuk apa dia habiskan. Masa mudanya, untuk apa dia gunakan. Hartanya, darimana ia mengambil dan kemana ia belanjakan. Dan tentang ilmunya, untuk apa dia gunakan.” Tetapi, alhamdulillah. Berapa utangmu yang tersisa?” Saya akan menanggung segala utangmu yang tersisa. Dan rumah di sebelah ini, sudah kubeli lima tahun yang lalu. Orang yang menyewanya sudah pergi dua bulan yang lalu.” Muhammad bersumpah agar aku bisa tinggal di situ, sampai Allah memberi kemudahan kepadaku. Aku pun memeluknya.
Sungguh ia orang yang shalih, dalam arti sesungguhnya. Seminggu kemudian kami tinggal di sebelah rumah Muhammad. Ia memiliki majelis setiap hari Senin bersama teman-temannya, membaca beberapa buku agama. Anak-anakku mulai menghafal Al-Qur’an di masjid bersama anak-anaknya. Aku pun mulai merasakan kenikmatan hidup. Keadaanku pun berangsur baik. Yang terpenting di antaranya adalah masalah agamaku dan rumah tanggaku. Seusai shalat Shubuh, aku duduk di masjid hingga matahari terbit..
Cahaya keimanan telah memasuki rumah tanggaku…
Sumber: Perjalanan Menuju Hidayah karya Abdul Malik Al-Qasim (penerjemah: Abu Umar Basyir), penerbit: Darul Haq, cet. 1, Ramadhan 1422 H / Desember 2001 M. Hal. 69-75.
Beliau berkata: “Tetapi uang itu tidak meninggalkannya.”
Ia tertimpa kondisi perekonomian yang sempit sekali. Kondisinya menjadi amat burtk, harta bendanya menipis, dan teman-temannya pergi menjauhi…
Ia teringat, bahwa semenjak sepuluh tahun yang lalu ia mengajukan pengunduran diri dari pekerjaannya, dan beralih ke usaha bebas. Kondisinya otomatis berubah setelah pengunduran diri… Hartanya berlimpah. Ia pindah ke sebuah villa besar, menikah dengan istri kedua. Bepergian kesana kemari, tak terhitung jumlahnya. Ia tenggelam dalam kesenangan dan kemaksiatan, tanpa batas. Saat terdengar adzan, sementara letak masjid hanya beberapa meter dari kantornya, ia tidak mau pergi untuk shalat. Bahkan dalam waktu yang lama sekali, ia tidak pernah bersujud. Ia sibuk sekali, sehingga tidak punya waktu untuk itu.
Di rumah, ia tak ubahnya seekor binatang. Makan, minum dan tidur. Bahkan mendidik anak saja tidak sempat. Tidak pernah ia bertanya kepada anaknya, apakah mereka mengenal shalat atau tidak. Dalam soal harta, baginya tidak ada bedanya antara halal dengan haram. Cara baginya bukan masalah penting, yang penting adalah hasil. Itu adalah kaidahnya dalam berbisnis.
Akan tetapi kira-kira dua tahun yang lalu, urusan perekonomiannya memburuk. Ia berusaha melakukan tindakan yang mustahil, untuk tetap menjaga pekerjaan dan keuntungan-keuntungannya yang lampau. Oleh sebab itu pekerjaannya mulai mengalami kesimpangsiuran. Bagaikan orang tenggelam yang berusaha mencari keselamatan.
Mulailah mereka yang mencari keuntungan cepat mempropagandakan kepadanya proyek-proyek tertentu. Satu proyek gagal, tidak berhasil. Proyek yang lain hanya menghasilkan setengah dari modal. Dalam waktu dua tahun saja, sudah banyak hutangnya dan bertumpuk permasalahannya. Ia teringat bagaimana keadaannya dahulu sebelum berhenti bekerja. Sekarang pengeluarannya menggurita, sementara pemasukkannya sedikit. Ia mulai mengambil utang di berbagai bank.
Hanya dalam waktu satu tahun saja, utangnya sudah bertumpuk-tumpuk, sehingga ia tidak mampu lagi mengembalikannya. Beralihlah ia ke fase baru dalam kehidupannya. Yakni fase munculnya berbagai tuntutan di mahkamah dan di hadapan hukum serta kepolisian. Pekerjaannya sekarang hanyalah berusaha menangguhkan hak pihak yang mengutanginya ke waktu lain. Bulan demi bulan berlalu. Utang semakin melilit.
Bayangan penjarapun mulai terlihat. Terkadang dalam bentuk peringatan dan ancaman, terkadang juga dalam bentuk pengaduan dan dakwaan. Demikianlah yang dilakukan oleh pihak pemberi utang…
Ia menjual semua yang dimilikinya. Villanya, mobil-mobilnya, tanah-tanahnya, berbagai aset dagangnya. Semuanya bisa membayar sebagian besar utangnya. Tinggal sedikit bagian utangnya yang dibiarkan oleh para pengutangnya, karena kasihan kepadanya. Ia pindah ke sebuah rumah kecil. Di situ ia berkumpul bersama istri dan sepuluh anaknya. Sopir dan pembantu? Sudah tidak lagi mereka miliki. Malam hari mereka lalui dalam kegundahan dan kesedihan..
Di tengah kemelut persoalan tersebut, terbersit dalam hatinya keinginan berkunjung kepada sahabatnya, Muhammad. Mungkin ia bisa membantu dengan sedikit uang. Ia adalah sahabatnya di masa kecil, dan juga rekan kerjanya dahulu.
Pergi mengunjunginya atau tidak? Karena ketika Muhammad mengunjunginya dua tahun yang lalu, ia merasa sesak dengan berbagai kemewahannya dan juga oleh suara-suara musik dan ribut-ribut di rumahnya. Tetapi sekarang kebutuhan mendesak…
Ia membulatkan tekad dan mencari waktu yang tepat, yakni waktu Ashar besok hari. Di pertengahan Ashar, ia mengenakan pakaiannya.
Tiba-tiba pintu rumahnya diketuk. Siapa? “Bilang saja tidak ada orangnya.” Rupanya ia adalah pemilik rumah yang hendak menagih uang sewa rumahnya. “Mana bapak kalian?” “Tidak ada di rumah.” Ia terpaksa mengundur kepergiannya setengah jam, sampai pemilik rumah itu menjauh dari rumahnya..
Dengan tergesa-gesa ia keluar rumah dan mengendarai mobilnya, tujuannya adalah rumah Muhammad. Masih rumah yang lama, belum berubah. Ia sampai di rumah Muhammad tepat setelah adzan Maghrib. “Siapa di luar?” tanya orang di dalam. “Saya Shalih.” jawabnya. “Dia sedang ke Masjid. Nanti ia pulang sesudah shalat.” katanya. Ia segera mengendarai mobilnya sambil menundukkan kepala. Karena amatlah aib, jika menunggu dalam mobil sementara orang-orang lewat menuju masjid untuk shalat. Namun bagaimana kalau ia bertemu dengan Muhammad, lalu mendapatinya tidak shalat berjamaah? Kemana ia harus pergi?
“Aku belum berwudhu, sementara bila aku ingin shalat, ini sudah ada masjid.” gumamnya.
Ia pun berwudhu dan berangkat ke masjid untuk shalat. Ia mendapatkan shalat sudah di rakaat kedua. Seusai shalat salah seorang syaikh bangkit berdiri dan memegang mikrofon pengeras suara. Setelah memuji Allah dan membaca shalawat kepada Nabi, ia berkata: “Saya meminta waktu kalian lima menit saja.” Ia mulai berbicara tentang ketaatan. Bahwa ketaatan adalah sebab munculnya kebahagiaan dalam hidup. Tidakkah kalian mendengar firman Allah:
“Dan barangsiapa yang berpaling dari dzikir kepada-Ku, pasti ia akan mendapatkan kehidupan yang sempit.” (Thaha: 124)
Kemudian ia menyinggung tentang bagaimana seseorang dapat konsekuen dalam hidupnya, menyebutkan beberapa faidah mendekatkan diri kepada Allah. Ia juga menyebutkan tentang rizki. Aku mengangkat kepalaku untuk melihatnya. Ini hal yang penting buat diriku. Ia mengiringkannya dengan firman Allah:
“Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, akan Allah berikan kepadanya jalan keluar. Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, akan diberikan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (Ath-Thalaq: 2-3)
Artinya, rezki itu datang melalui pintu yang belum pernah kamu ketuk dan belum pernah kamu bayangkan.
Ia sudah menyelesaikan waktu lima menit, dan sudah menunaikan janjinya.
Aku berkata kepada diriku sendiri: “Andai saja ia tidak memenuhi janjinya.” Ucapannya masuk ke dalam hatiku. Kemana perhatianku terhadap ayat-ayat dan hadits-hadits tersebut? Selama ini aku sudah tersesat, tidak lagi mengenal Allah, selain dalam kesusahan ini. Alhamdulillah, kini aku sudah mengenal-Nya..
Ia telah memberi pengaruh pada diriku demikian mendalam. Sementara jiwaku tengah hancur dalam hal materi. Ia telah membangkitkan kesadaranku bahwa semua yang kualami penyebabnya adalah kemaksiatan. Aku ingat akan kelalaianku.
Air mataku berderai. Aku bersiap-siap dan keluar dari masjid. Nah, itu dia Muhammad.
Kami masuk ke rumahnya. Allahu Akbar, ia adalah teman seumur hidup, begitulah perumpamaannya. Ia menyambutku dengan baik, pada saat di mana orang-orang yang di sekitarku sudah berlarian. “Bagaimana kabar anak-anakmu? Bagaimana kesehatanmu? Bagaimana pula kondisimu sekarang?” tanyanya. “Wahai Muhammad, jangan tergesa-gesa. Aku akan memberitahukan semuanya kepadamu.” Aku berbicara panjang lebar kepadanya. Kuceritakan segalanya secara rinci. Selesai aku bercerita, ia mengutarakan kepadaku satu jawaban yang belum pernah aku dengar seumur hidupku. “Itu adalah rahmat Allah untuk dirimu. Engkau telah memakan yang haram, lebih banyak dari yang halal. Engkau juga telah meninggalkan banyak kewajiban agamamu dan menjauh dari Allah.. Semoga hal ini juga dapat membangunkan hatimu. Agar engkau mengetahui bahwa materi itu tidak berarti apa-apa. Bahkan Allah akan membuat perhitungan kepadamu, sebagaimana dalam hadits:
“Seseorang akan ditanya tentang empat perkara: Umurnya, untuk apa dia habiskan. Masa mudanya, untuk apa dia gunakan. Hartanya, darimana ia mengambil dan kemana ia belanjakan. Dan tentang ilmunya, untuk apa dia gunakan.” Tetapi, alhamdulillah. Berapa utangmu yang tersisa?” Saya akan menanggung segala utangmu yang tersisa. Dan rumah di sebelah ini, sudah kubeli lima tahun yang lalu. Orang yang menyewanya sudah pergi dua bulan yang lalu.” Muhammad bersumpah agar aku bisa tinggal di situ, sampai Allah memberi kemudahan kepadaku. Aku pun memeluknya.
Sungguh ia orang yang shalih, dalam arti sesungguhnya. Seminggu kemudian kami tinggal di sebelah rumah Muhammad. Ia memiliki majelis setiap hari Senin bersama teman-temannya, membaca beberapa buku agama. Anak-anakku mulai menghafal Al-Qur’an di masjid bersama anak-anaknya. Aku pun mulai merasakan kenikmatan hidup. Keadaanku pun berangsur baik. Yang terpenting di antaranya adalah masalah agamaku dan rumah tanggaku. Seusai shalat Shubuh, aku duduk di masjid hingga matahari terbit..
Cahaya keimanan telah memasuki rumah tanggaku…
Sumber: Perjalanan Menuju Hidayah karya Abdul Malik Al-Qasim (penerjemah: Abu Umar Basyir), penerbit: Darul Haq, cet. 1, Ramadhan 1422 H / Desember 2001 M. Hal. 69-75.
HARI IED : maut memaksanya menanggalkan pakaian baru itu
Ketika sang pemuda tengah bersukaria, bergembira dengan hasil
usahanya, tiba-tiba terdengar: sang pemuda kini sedang sakit Tiba-tiba
terdengar: ia tidur semalaman setelah sebelumnya selalu terjaga
Tiba-tiba terdengar kabar: ia sudah sakit dan tak ada harapan baginya
Tiba-tiba terdengar: pagi itu ia sudah melotot dan diarahkan wajahnya
Setelah sakit, tiba-tiba terdengar kabar: ia kini telah tiada..
Hari-hari sepuluh terakhir bulan Ramadhan mulai berakhir. Ied tinggal satu atau dua jengkal lagi.
Aku tidak tahu kemana kami akan pergi sementara aku sedang menunggu teman masa kecilku. Akan tetapi sebagaimana sudah menjadi kebiasaan, sebagian besar waktu kami pada malam hari kami habiskan untuk keliling ke pasar-pasar, tempat-tempat ramai dan jalan-jalan…
Ketika aku sudah duduk di bangku mobil di samping Abdurrahman, ia bertanya kepadaku: “Apa engkau telah mempersiapkan baju baru? Hari Ied akan datang menjelang.” Aku menjawab: “Belum.” “Bagaimana pendapatmu kalau kita pergi ke tukang jahit sekarang?” tanyanya. Aku menggeleng-gelengkan kepala merasa heran. Aku bertanya kepadanya: “Tinggal tiga atau empat hari lagi sudah Ied, di mana kita bisa mendapatkan tukang jahit yang dapat berlomba dengan kedatangan Ied dan menyingkat waktu?” Keheranan dan keterkejutanku sama sekali tidak menarik perhatiannya.
Ia membawa mobilnya dengan kencang hingga tiba di depan penjahit yang sudah dikenalnya sejak lama. Ia berkata kepada penjahit itu: “Kami ingin bergembira di hari Ied dan kami ingin memakai pakaian baru!!” Lelaki itu tertawa dan menjawab sambil mengangkat bahunya, “Berapa hari lagi akan datang Ied, kenapa tidak datang lebih awal?”
Abdurrahman menjawab sambil mengibaskan tangannya penuh arti: “Akan kami tambah ongkosnya. Yang penting, lusa harus sudah selesai..!!” Ia mengulangi lagi perjanjian itu: “Pokoknya lusa.”
Aku melihat tampaknya orang itu keberatan menerimanya. Tetapi temanku itu langsung membayar sebagian ongkosnya dan terus mengulang-ulang: “Lusa harus selesai. Jangan lupa.”
Hingga mendekati waktu fajar, kami terus bersenang-senang, lupa dan lalai. Satu malam suntukpun berlalu, tanpa berdzikir kepada Allah walau hanya sekali, padahal bisa jadi malam itu adalah malam Lailatul Qadar..
Hidup tanpa rasa dan kebahagiaan tanpa aroma… Kami melalui segala pintu maksiat, menyingkap semua tabirnya. Kami menyangka bahwa semua itu tidak akan dihisab; selalu tampak bergembira dan bersenang-senang. Tawa ria memenuhi tempat itu. Namun dalam hati terdapat kedukaan dan kesedihan. Sementara jiwaku terbang berputar-putar oleh kesenduan dan kesuraman..
Kami berpisah sebelum fajar menyingsing, setelah sebelumnya kami begadang dan berhura-hura, bertemu dan berkumpul dalam kemaksiatan dan dosa. Kami tidur lama sekali, dari mulai Fajar hingga datang waktu Ashar. Puasa, tetapi tidak shalat, dan kalaupun shalat, tanpa menghadirkan hati…
Satu jam berpuasa kala sudah terbangun dari tidur untuk menunggu Maghrib saja terasa berhari-hari. Aku mengisinya dengan bermain-main telepon, atau membaca koran dan majalah…
Aku menanti datangnya adzan Maghrib sambil mengobrol dengan salah seorang temanku melalui pesawat telepon. Namun suaranya berubah: “Apakah engkau belum mendengar, bahwa Abdurrahman jatuh sakit?” “Belum.” jawabku. “Kemarin sore ia masih sehat wal afiat.” “Sekarang ia betul-betul sakit.” katanya lagi..
Pembicaraanpun terputus. Hal itu tidak berarti apa-apa bagiku, selain kabar yang menurutku tidak benar. Muadzin mengumandangkan suaranya untuk shalat Isya. Tiba-tiba suara telepon memanggilku. Ternyata kakak Abdurrahman yang terbesar. Aku bertanya kepada diriku sendiri: “Apa yang diinginkan? Apakah ia akan menanyakan aku tentang apa yang kuperbuat bersama Abdurrahman di malam itu? Atau ada orang yang memberitahukan kesalahan dan kekeliruan kami?
Tetapi yang terdengar adalah suaranya yang terdengar resah dan terengah-engah. Ucapannya terputus-putus. Ia memberitahukan kepadaku, bahwa Abdurrahman sudah meninggal dunia..
Aku terbungkam, tidak percaya sama sekali. Aku seolah-olah masih melihatnya di hadapanku. Suaranya masih terngiang di telingaku. Bagaimana ia bisa meninggal dunia?
Ketika pulang ke rumah, mobilnya bertabrakan dengan mobil lain, kemudian ia diangkut ke rumah sakit dan ruhnya melayang pada Zhuhur hari ini.
Telingaku seolah-olah tidak mempercayai apa yang kudengar. Aku seolah-olah masih melihatnya di hadapanku. Iya, di hadapanku. Bahkan hari ini kami punya janji untuk pergi ke pasar anu. Bahkan besok, janjinya pakaian kami sudah akan selesai dijahit..
Akan tetapi suaranya menyadarkan diriku dari ketidaksadaran, menghilangkan kealpaan yang menutupi pandanganku: “Besok Zhuhur kami akan menyalatkannya. Beritahu teman-temanmu!!”
Pembicaraanpun terputus… Aku akhirnya yakin bahwa kejadian itu memang nyata, bukan main-main. Hari-hari Abdurrahman memang sudah berakhir. Aku pun percaya bahwa kejadian itu benar adanya dan bahwa kematian itu memang benar adanya, dan bahwa pertemuan kami nanti adalah di alam kubur, bukan di penjahit!! Ia sudah dikenakan kain kafan, tidak sempat lagi memakai baju baru lebaran!!
Malam itu aku tidak bisa tidur. Pikiranku sungguh kacau, kepalaku juga terasa pusing. Aku memutuskan untuk pergi ke rumah Abdurrahman untuk menyelidiki masalahnya dan memperjelas berita yang menyakitkan itu…
Ketika aku mengendarai mobil, tiba-tiba dalam tape recorder kutemukan kaset lagu. Aku segera mengeluarkannya. Terdengarlah suara Imam Al-Haram dari radio membuat semerbak tempat itu dengan kekhusyuan dan kemerduan suaranya. Seluruh anggota tubuhku mendengarkannya. Pendengaranku tunduk, seolah-olah dunia sudah terbalik dan hari Kiamat sudah datang. Manusia sudah berubah. Aku meminggirkan mobilku dan mendengarkannya, sekali lagi mendengarkannya. Seolah-olah baru pertama kali ini aku mendengarkan Al-Qur’an. Ketika mulai doa qunut, seolah-olah air mataku berderai lebih cepat dari suara Imam. Aku mengangkat tanganku untuk mengusap air mata. Sementara hatiku terus mengulang-ulang pantulan kalimat-kalimat itu. Kilatan cita-cita membias di belakang air mata tersebut.
Aku memaklumkan taubatku yang tulus. Aku mulai bersahabat dengan orang-orang baik dan teman-teman yang shalih… Orang yang selama ini kubenci, menjadi orang yang paling kucintai. Orang yang selama ini aku ejek, sekarang menjadi orang yang paling tinggi derajatnya di hadapan mataku. Orang yang selama ini kuhina, menjadi orang yang paling mulia di sisiku. Dahulu aku sudah berada di pinggiran jurang Neraka. Aku mulai melongok kebahagiaan yang selama ini tidak kukenal. Hatiku terasa lapang, sementara mataku membayangkan ketenangan, kewibawaan dan keteguhan…
Aku datang dengan tiba-tiba ke tukang jahit itu dan langsung menanyakan pakaian baruku. Ia balik bertanya tentang Abdurrahman. Aku katakan bahwa ia sudah meninggal dunia. Ia mengulangi nama yang ditanyakan tadi. Kembali kujawab: “Sudah meninggal dunia.” Ia mulai menggambarkan kepadaku bentuk orang yang ditanyakan itu, mobilnya dan gaya bicaranya. Tetap kujawab: “Iya dia yang sudah meninggal dunia.” Ketika ia memperlihatkan kepadaku pakaian baruku, kembali ia bertanya: “Apakah betul-betul ia sudah meninggal dunia?”
Pakaianku berada di samping pakaiannya. Tempat dudukku di mobil juga di sebelah tempat duduknya. Namun bedanya, ia sudah tiada sementara aku masih memiliki sisa umur yang mudah-mudahan bisa kugunakan untuk mengejaq ketinggalanku selama ini..
Aku memuji Allah atas taubat ini, atas kembalinya aku dan atas perbedaanku kini. Namun masih ada saudaraku nun jauh di sana, kedua matanya masih tertutupi, hatinya masih ternodai debu kemaksiatan dan dosa. Apakah aku membiarkannya? Aku menyingsingkan lengan bajuku: “Tak akan kubiarkan.”
Di hadapannya api Neraka dan ancaman siksa, berbagai kesulitan dan hal-hal yang menakutkan…
Aku tidak akan membiarkannya, karena Allah telah memberiku petunjuk. Masih ada buku, masih ada kaset. Antara aku dengan dia, masih ada nasihat yang tulus…
Sumber: Perjalanan Menuju Hidayah karya Abdul Malik Al-Qasim (penerjemah: Abu Umar Basyir), penerbit: Darul Haq, cet. 1, Ramadhan 1422 H / Desember 2001 M. Hal. 233-239.
Aku tidak tahu kemana kami akan pergi sementara aku sedang menunggu teman masa kecilku. Akan tetapi sebagaimana sudah menjadi kebiasaan, sebagian besar waktu kami pada malam hari kami habiskan untuk keliling ke pasar-pasar, tempat-tempat ramai dan jalan-jalan…
Ketika aku sudah duduk di bangku mobil di samping Abdurrahman, ia bertanya kepadaku: “Apa engkau telah mempersiapkan baju baru? Hari Ied akan datang menjelang.” Aku menjawab: “Belum.” “Bagaimana pendapatmu kalau kita pergi ke tukang jahit sekarang?” tanyanya. Aku menggeleng-gelengkan kepala merasa heran. Aku bertanya kepadanya: “Tinggal tiga atau empat hari lagi sudah Ied, di mana kita bisa mendapatkan tukang jahit yang dapat berlomba dengan kedatangan Ied dan menyingkat waktu?” Keheranan dan keterkejutanku sama sekali tidak menarik perhatiannya.
Ia membawa mobilnya dengan kencang hingga tiba di depan penjahit yang sudah dikenalnya sejak lama. Ia berkata kepada penjahit itu: “Kami ingin bergembira di hari Ied dan kami ingin memakai pakaian baru!!” Lelaki itu tertawa dan menjawab sambil mengangkat bahunya, “Berapa hari lagi akan datang Ied, kenapa tidak datang lebih awal?”
Abdurrahman menjawab sambil mengibaskan tangannya penuh arti: “Akan kami tambah ongkosnya. Yang penting, lusa harus sudah selesai..!!” Ia mengulangi lagi perjanjian itu: “Pokoknya lusa.”
Aku melihat tampaknya orang itu keberatan menerimanya. Tetapi temanku itu langsung membayar sebagian ongkosnya dan terus mengulang-ulang: “Lusa harus selesai. Jangan lupa.”
Hingga mendekati waktu fajar, kami terus bersenang-senang, lupa dan lalai. Satu malam suntukpun berlalu, tanpa berdzikir kepada Allah walau hanya sekali, padahal bisa jadi malam itu adalah malam Lailatul Qadar..
Hidup tanpa rasa dan kebahagiaan tanpa aroma… Kami melalui segala pintu maksiat, menyingkap semua tabirnya. Kami menyangka bahwa semua itu tidak akan dihisab; selalu tampak bergembira dan bersenang-senang. Tawa ria memenuhi tempat itu. Namun dalam hati terdapat kedukaan dan kesedihan. Sementara jiwaku terbang berputar-putar oleh kesenduan dan kesuraman..
Kami berpisah sebelum fajar menyingsing, setelah sebelumnya kami begadang dan berhura-hura, bertemu dan berkumpul dalam kemaksiatan dan dosa. Kami tidur lama sekali, dari mulai Fajar hingga datang waktu Ashar. Puasa, tetapi tidak shalat, dan kalaupun shalat, tanpa menghadirkan hati…
Satu jam berpuasa kala sudah terbangun dari tidur untuk menunggu Maghrib saja terasa berhari-hari. Aku mengisinya dengan bermain-main telepon, atau membaca koran dan majalah…
Aku menanti datangnya adzan Maghrib sambil mengobrol dengan salah seorang temanku melalui pesawat telepon. Namun suaranya berubah: “Apakah engkau belum mendengar, bahwa Abdurrahman jatuh sakit?” “Belum.” jawabku. “Kemarin sore ia masih sehat wal afiat.” “Sekarang ia betul-betul sakit.” katanya lagi..
Pembicaraanpun terputus. Hal itu tidak berarti apa-apa bagiku, selain kabar yang menurutku tidak benar. Muadzin mengumandangkan suaranya untuk shalat Isya. Tiba-tiba suara telepon memanggilku. Ternyata kakak Abdurrahman yang terbesar. Aku bertanya kepada diriku sendiri: “Apa yang diinginkan? Apakah ia akan menanyakan aku tentang apa yang kuperbuat bersama Abdurrahman di malam itu? Atau ada orang yang memberitahukan kesalahan dan kekeliruan kami?
Tetapi yang terdengar adalah suaranya yang terdengar resah dan terengah-engah. Ucapannya terputus-putus. Ia memberitahukan kepadaku, bahwa Abdurrahman sudah meninggal dunia..
Aku terbungkam, tidak percaya sama sekali. Aku seolah-olah masih melihatnya di hadapanku. Suaranya masih terngiang di telingaku. Bagaimana ia bisa meninggal dunia?
Ketika pulang ke rumah, mobilnya bertabrakan dengan mobil lain, kemudian ia diangkut ke rumah sakit dan ruhnya melayang pada Zhuhur hari ini.
Telingaku seolah-olah tidak mempercayai apa yang kudengar. Aku seolah-olah masih melihatnya di hadapanku. Iya, di hadapanku. Bahkan hari ini kami punya janji untuk pergi ke pasar anu. Bahkan besok, janjinya pakaian kami sudah akan selesai dijahit..
Akan tetapi suaranya menyadarkan diriku dari ketidaksadaran, menghilangkan kealpaan yang menutupi pandanganku: “Besok Zhuhur kami akan menyalatkannya. Beritahu teman-temanmu!!”
Pembicaraanpun terputus… Aku akhirnya yakin bahwa kejadian itu memang nyata, bukan main-main. Hari-hari Abdurrahman memang sudah berakhir. Aku pun percaya bahwa kejadian itu benar adanya dan bahwa kematian itu memang benar adanya, dan bahwa pertemuan kami nanti adalah di alam kubur, bukan di penjahit!! Ia sudah dikenakan kain kafan, tidak sempat lagi memakai baju baru lebaran!!
Malam itu aku tidak bisa tidur. Pikiranku sungguh kacau, kepalaku juga terasa pusing. Aku memutuskan untuk pergi ke rumah Abdurrahman untuk menyelidiki masalahnya dan memperjelas berita yang menyakitkan itu…
Ketika aku mengendarai mobil, tiba-tiba dalam tape recorder kutemukan kaset lagu. Aku segera mengeluarkannya. Terdengarlah suara Imam Al-Haram dari radio membuat semerbak tempat itu dengan kekhusyuan dan kemerduan suaranya. Seluruh anggota tubuhku mendengarkannya. Pendengaranku tunduk, seolah-olah dunia sudah terbalik dan hari Kiamat sudah datang. Manusia sudah berubah. Aku meminggirkan mobilku dan mendengarkannya, sekali lagi mendengarkannya. Seolah-olah baru pertama kali ini aku mendengarkan Al-Qur’an. Ketika mulai doa qunut, seolah-olah air mataku berderai lebih cepat dari suara Imam. Aku mengangkat tanganku untuk mengusap air mata. Sementara hatiku terus mengulang-ulang pantulan kalimat-kalimat itu. Kilatan cita-cita membias di belakang air mata tersebut.
Aku memaklumkan taubatku yang tulus. Aku mulai bersahabat dengan orang-orang baik dan teman-teman yang shalih… Orang yang selama ini kubenci, menjadi orang yang paling kucintai. Orang yang selama ini aku ejek, sekarang menjadi orang yang paling tinggi derajatnya di hadapan mataku. Orang yang selama ini kuhina, menjadi orang yang paling mulia di sisiku. Dahulu aku sudah berada di pinggiran jurang Neraka. Aku mulai melongok kebahagiaan yang selama ini tidak kukenal. Hatiku terasa lapang, sementara mataku membayangkan ketenangan, kewibawaan dan keteguhan…
Aku datang dengan tiba-tiba ke tukang jahit itu dan langsung menanyakan pakaian baruku. Ia balik bertanya tentang Abdurrahman. Aku katakan bahwa ia sudah meninggal dunia. Ia mengulangi nama yang ditanyakan tadi. Kembali kujawab: “Sudah meninggal dunia.” Ia mulai menggambarkan kepadaku bentuk orang yang ditanyakan itu, mobilnya dan gaya bicaranya. Tetap kujawab: “Iya dia yang sudah meninggal dunia.” Ketika ia memperlihatkan kepadaku pakaian baruku, kembali ia bertanya: “Apakah betul-betul ia sudah meninggal dunia?”
Pakaianku berada di samping pakaiannya. Tempat dudukku di mobil juga di sebelah tempat duduknya. Namun bedanya, ia sudah tiada sementara aku masih memiliki sisa umur yang mudah-mudahan bisa kugunakan untuk mengejaq ketinggalanku selama ini..
Aku memuji Allah atas taubat ini, atas kembalinya aku dan atas perbedaanku kini. Namun masih ada saudaraku nun jauh di sana, kedua matanya masih tertutupi, hatinya masih ternodai debu kemaksiatan dan dosa. Apakah aku membiarkannya? Aku menyingsingkan lengan bajuku: “Tak akan kubiarkan.”
Di hadapannya api Neraka dan ancaman siksa, berbagai kesulitan dan hal-hal yang menakutkan…
Aku tidak akan membiarkannya, karena Allah telah memberiku petunjuk. Masih ada buku, masih ada kaset. Antara aku dengan dia, masih ada nasihat yang tulus…
Sumber: Perjalanan Menuju Hidayah karya Abdul Malik Al-Qasim (penerjemah: Abu Umar Basyir), penerbit: Darul Haq, cet. 1, Ramadhan 1422 H / Desember 2001 M. Hal. 233-239.
AIR MATA PERPISAHAN
Berbekallah di dunia ini dengan sedikit-dikitnya perbekalan
Karena suatu masa semuanya akan engkau tinggalkan
Tutuplah mata dari dunia dan segala gemerlap penghuninya
Niscaya mereka akan meninggalkanmu lalu biaslah dunia itu dengan amal baik untuknya Perangilah segala kelezatan dunia sebatas yang engkau bisa
Sesungguhnya berjihad melawan hawa nafsu adalah yang terbaik untuk kita Dunia hanyalah negeri kehinaan belaka
Sesungguhnya kekuasaan penghuninya akan sirna
Sore hari itu, ia mendengar mereka berbincang-bincang. Hari Ied kemungkinan adalah besok… Karena melihat ia ikut nimbrung bersama mereka dengan membicarakan pembicaraan, mereka segera melemparkan kepadanya beban yang berat, yakni meminta kepadanya -padahal ia masih anak kecil- untuk mendengar dentuman meriam yang mengisyaratkan bahwa bulan ini belum sempurna dan bahwa besok adalah hari Ied…
Ia menerima kewajiban itu, dengan tekad yang kuat dan kejantanan yang tampak di masa kecilnya itu, ia meninggalkan mainan yang ada di sekelilingnya, melupakan teman-teman bermainnya, tekun mendengarkan segalanya, dan menajamkan panca inderanya, seolah-olah hari Ied adalah tanggung jawabnya!!
Ia naik ke bagian rumahnya yang paling tinggi, lalu keluar ke halaman dan akhirnya ia memilih jendela yang paling sepi dan paling jauh dari keramaian…
Waktu-waktu berlalu untuk menunggu, pada masa itu ia terus menunggu pulang pergi ke rumahnya. Namun beberapa saat kemudian, telinganya bergetar karena gembiranya, yakni ketika mendengar suara-suara meriam. Hal itu semakin jelas ketika imam masjid langsung berhenti untuk menunaikan shalat tarawih. Maka jelas baginya bahwa sudah diputuskan hari Ied besok mulai dari malam yang gelap itu, bahwa bulan sabit Syawwal sudah muncul..
Ia berjalan tergera-gesa ke rumah neneknya untuk menyampaikan kabar gembira yang ditunggu-tunggu orang banyak, yang telah ditunaikannya secara baik-baik. Suaranya sudah lebih dahulu sampai ke segala penjuru rumahnya mengumumkan kedatangan hari Ied besok. Namun saking terkejutnya, ia segera berhenti!! Secara sekilas ia melihat neneknya sedang berada dalam mushalanya dalam keadaan berlinang air mata. Ia mendekati neneknya itu dan berteriak mengumumkan kedatangannya dan kedatangan hari Ied besok. Kedua matanya mengikuti jatuhnya air mata neneknya itu di dalam mushala. Sang nenek baru menyadari kehadirannya dan mengangkat kepalanya. Ia menyembunyikan air matanya dengan tangannya serta mengelap keningnya. Ia menunjukkan kegembiraannya karena melihat cucunya itu bergembira dengan kedatangan hari Ied…
Beberapa tahun yang panjang berlalu dari umurnya. Ia mulai mengetahui bahwa air mata itu adalah ungkapan yang jujur dari perpisahan dengan bulan yang agung, hari-hari yang penuh kemuliaan, yakni bulan Ramadhan. Itu adalah kesedihan dari orang yang bergembira dengan datangnya musim penuh kebajikan, lalu kemudian berakhir. Yang tertinggal dalam dirinya adalah rasa berat untuk berpisah dengan bulan itu, bulan kebajikan dan bulan sedekah, yang akhirnya menjadikannya berangan-angan seandainya seluruh bulan dalam satu tahun adalah bulan Ramadhan..
Setelah anak itu besar dan menjadi seorang perjaka, ia melihat bahwa barometer itu telah menjadi terbalik, dan persoalannya telah berubah, situasi dan kondisi telah berganti. Ia melihat dengan bola mata kepalanya sendiri yang pernah digunakan untuk melihat tetesan air mata neneknya, adanya orang-orang yang bergembira mendengar pengumuman Ied dan berlari meninggalkan Ramadhan. Ia melihat orang yang meninggakkan segala ibadah dan ketaatan seiring dengan diumumkannya waktu Ied. Seolah-olah fajar hari Ied adalah pengumuman untuk meninggalkan segala ketaatan dan kewajiban, dan izin untuk memulai musim penuh kemaksiatan dan keharaman…
Ia semakin yakin dengan hal itu ketika ia mendengar Imam mengangkat suaranya di atas mimbar pada shalat Jum’at yang mengakhiri bulan Ramadhan, sementara masjid tinggal berisi sedikit saja orang yang shalat. Ia bertanya-tanya, sementara bayangan air mata dia lihat di pipi neneknya dan kepahitan perpisahan tersirat di wajahnya: “Apakah begini gersangnya kita meninggalkan Ramadhan dan dengan terus berbuat kesalahan? Apakah masjid hanya dikenal dan Al-Qur’an hanya dibaca di bulan Ramadhan saja?” Padahal bulan Ramadhan adalah ibarat sekolah yang mendidik jiwa untuk tetap memiliki tekad dan semangat yang sama sepanjang tahun tanpa mengenal lelah, bosan atau loyo. Akan tetapi apa yang kita lihat pada hari ini, ketika berpisah dengan Ramadhan, berarti berpisah dengan masjid hingga tahun berikutnya?! Lupa lagi menunaikan ibadah sunnah dan bahkan meninggalkan yang wajib. Padahal Allah berfirman dalam Al-Qur’an: “Beribadahlah kepada Rabb-mu hingga datang kepadamu keyakinan.” Yang dimaksud dengan keyakinan adalah kematian, bukan meriam di hari Ied!!
Karena suatu masa semuanya akan engkau tinggalkan
Tutuplah mata dari dunia dan segala gemerlap penghuninya
Niscaya mereka akan meninggalkanmu lalu biaslah dunia itu dengan amal baik untuknya Perangilah segala kelezatan dunia sebatas yang engkau bisa
Sesungguhnya berjihad melawan hawa nafsu adalah yang terbaik untuk kita Dunia hanyalah negeri kehinaan belaka
Sesungguhnya kekuasaan penghuninya akan sirna
Sore hari itu, ia mendengar mereka berbincang-bincang. Hari Ied kemungkinan adalah besok… Karena melihat ia ikut nimbrung bersama mereka dengan membicarakan pembicaraan, mereka segera melemparkan kepadanya beban yang berat, yakni meminta kepadanya -padahal ia masih anak kecil- untuk mendengar dentuman meriam yang mengisyaratkan bahwa bulan ini belum sempurna dan bahwa besok adalah hari Ied…
Ia menerima kewajiban itu, dengan tekad yang kuat dan kejantanan yang tampak di masa kecilnya itu, ia meninggalkan mainan yang ada di sekelilingnya, melupakan teman-teman bermainnya, tekun mendengarkan segalanya, dan menajamkan panca inderanya, seolah-olah hari Ied adalah tanggung jawabnya!!
Ia naik ke bagian rumahnya yang paling tinggi, lalu keluar ke halaman dan akhirnya ia memilih jendela yang paling sepi dan paling jauh dari keramaian…
Waktu-waktu berlalu untuk menunggu, pada masa itu ia terus menunggu pulang pergi ke rumahnya. Namun beberapa saat kemudian, telinganya bergetar karena gembiranya, yakni ketika mendengar suara-suara meriam. Hal itu semakin jelas ketika imam masjid langsung berhenti untuk menunaikan shalat tarawih. Maka jelas baginya bahwa sudah diputuskan hari Ied besok mulai dari malam yang gelap itu, bahwa bulan sabit Syawwal sudah muncul..
Ia berjalan tergera-gesa ke rumah neneknya untuk menyampaikan kabar gembira yang ditunggu-tunggu orang banyak, yang telah ditunaikannya secara baik-baik. Suaranya sudah lebih dahulu sampai ke segala penjuru rumahnya mengumumkan kedatangan hari Ied besok. Namun saking terkejutnya, ia segera berhenti!! Secara sekilas ia melihat neneknya sedang berada dalam mushalanya dalam keadaan berlinang air mata. Ia mendekati neneknya itu dan berteriak mengumumkan kedatangannya dan kedatangan hari Ied besok. Kedua matanya mengikuti jatuhnya air mata neneknya itu di dalam mushala. Sang nenek baru menyadari kehadirannya dan mengangkat kepalanya. Ia menyembunyikan air matanya dengan tangannya serta mengelap keningnya. Ia menunjukkan kegembiraannya karena melihat cucunya itu bergembira dengan kedatangan hari Ied…
Beberapa tahun yang panjang berlalu dari umurnya. Ia mulai mengetahui bahwa air mata itu adalah ungkapan yang jujur dari perpisahan dengan bulan yang agung, hari-hari yang penuh kemuliaan, yakni bulan Ramadhan. Itu adalah kesedihan dari orang yang bergembira dengan datangnya musim penuh kebajikan, lalu kemudian berakhir. Yang tertinggal dalam dirinya adalah rasa berat untuk berpisah dengan bulan itu, bulan kebajikan dan bulan sedekah, yang akhirnya menjadikannya berangan-angan seandainya seluruh bulan dalam satu tahun adalah bulan Ramadhan..
Setelah anak itu besar dan menjadi seorang perjaka, ia melihat bahwa barometer itu telah menjadi terbalik, dan persoalannya telah berubah, situasi dan kondisi telah berganti. Ia melihat dengan bola mata kepalanya sendiri yang pernah digunakan untuk melihat tetesan air mata neneknya, adanya orang-orang yang bergembira mendengar pengumuman Ied dan berlari meninggalkan Ramadhan. Ia melihat orang yang meninggakkan segala ibadah dan ketaatan seiring dengan diumumkannya waktu Ied. Seolah-olah fajar hari Ied adalah pengumuman untuk meninggalkan segala ketaatan dan kewajiban, dan izin untuk memulai musim penuh kemaksiatan dan keharaman…
Ia semakin yakin dengan hal itu ketika ia mendengar Imam mengangkat suaranya di atas mimbar pada shalat Jum’at yang mengakhiri bulan Ramadhan, sementara masjid tinggal berisi sedikit saja orang yang shalat. Ia bertanya-tanya, sementara bayangan air mata dia lihat di pipi neneknya dan kepahitan perpisahan tersirat di wajahnya: “Apakah begini gersangnya kita meninggalkan Ramadhan dan dengan terus berbuat kesalahan? Apakah masjid hanya dikenal dan Al-Qur’an hanya dibaca di bulan Ramadhan saja?” Padahal bulan Ramadhan adalah ibarat sekolah yang mendidik jiwa untuk tetap memiliki tekad dan semangat yang sama sepanjang tahun tanpa mengenal lelah, bosan atau loyo. Akan tetapi apa yang kita lihat pada hari ini, ketika berpisah dengan Ramadhan, berarti berpisah dengan masjid hingga tahun berikutnya?! Lupa lagi menunaikan ibadah sunnah dan bahkan meninggalkan yang wajib. Padahal Allah berfirman dalam Al-Qur’an: “Beribadahlah kepada Rabb-mu hingga datang kepadamu keyakinan.” Yang dimaksud dengan keyakinan adalah kematian, bukan meriam di hari Ied!!
Makanan-Makanan Berwarna Pencegah Kanker
Banyak
penelitian yang menunjukkan hubungan antara kebiasaan makan yang sehat
dengan pencegahan bentuk-bentuk kanker tertentu. Selain itu, beberapa
penelitian telah menemukan bahwa makanan segar alami yang mempunyai
warna khas tertentu cenderung kaya akan fitokimia peningkat sistem kekebalan tubuh.
Di
bawah ini ada beberapa makanan sehat alami berwarna yang mengandung
fitokimia yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh dan membantu mencegah kanker.
Makanan berwarna merah
Mungkin yang paling terkenal dari makanan sehat berwarna merah adalah tomat. Tomat telah dikaitkan dengan penurunan risiko kanker indung telur. Dalam sebuah studi yang melibatkan 15.000 wanita, ditemukan bahwa makan hanya setengah cangkir tomat setidaknya empat kali seminggu dapat menurunkan kemungkinan terkena tumor di indung telur sebesar 50%. Tomat, dalam studi lain, juga diketahui dapat membantu memerangi keganasan kanker pankreas. Hal ini mungkin berkat kandungan likopennya yang tinggi. Likopen juga ditemukan pada paprika merah dan berry merah.
Makanan berwarna oranye
Fitokimia yang memberikan warna oranye pada sayuran seperti wortel dan labu terbukti efektif dalam mengobati maligna pada saluran pencernaan. Asam caffeic yang ditemukan pada sayuran berwarna oranye termasuk ubi jalar, telah terbukti dapat memperlambat perkembangan sel-sel ganas pada payudara. Buah-buahan dan sayuran berwarna oranye sangat baik dan dianjurkan untuk dikonsumsi tiga kali dalam seminggu.
Makanan berwarna kuning
Golongan buah sitrus seperti jeruk, lemon, jeruk keprok, dan pepaya adalah makanan yang sangat baik bagi kesehatan, mampu membantu menangkal pembentukan tumor. Hal ini karena makanan berwarna kuning cenderung mengandung vitamin C yang tinggi, yang telah terbukti efektif dalam memerangi kanker pencernaan seperti mulut, tenggorokan, dan usus besar. Selain vitamin C, makanan-makanan tersebut juga tinggi senyawa nabati yang mampu memperlambat perkembangan tumor dan meningkatkan proses penyembuhan secara keseluruhan melalui detoksifikasi.
Makanan berwarna hijau
Penelitian telah menghubungkan antara mengonsumsi sayuran seperti brokoli, kembang kol, kubis, dan kale, dengan penurunan risiko beberapa kanker, termasuk ovarium, perut dan usus besar. Para ilmuwan percaya hal ini mungkin karena fakta bahwa makanan hijau merupakan sumber yang sangat baik dari glucosinolates, bahan kimia dengan sifat anti-kanker dan Vitamin K-nya yang sangat efektif dalam mengurangi risiko kanker pankreas. Cobalah untuk memasukkan sayuran-sayuran tersebut dalam menu makanan anda setidaknya sekali sehari.
Makanan berwarna putih
Sementara buah-buahan dan sayuran yang berwarna-warni diketahui dapat menangkal kanker, ada juga banyak makanan sehat berwarna putih yang memiliki kemampuan sama. Makanan-makanan tersebut termasuk jamur serta anggota keluarga alium seperti bawang putih (garlic) dan bawang (onion). Makanan-makanan tersebut telah dikaitkan dengan tingkat yang lebih rendah dari kanker pencernaan. Keluarga alium diketahui tinggi akan senyawa kimia yang disebut allicin yang merupakan antioksidan kuat. Bawang juga mengandung fitokima yang dapat membantu mengurangi risiko kanker usus besar. Jamur merupakan sumber yang baik dari vitamin D, yang dapat menurunkan perkembangan tumor(maligna) dalam ovarium. Menambahkannya ke dalam menu makan harian anda akan memberikan manfaat kesehatan yang besar.
Makanan-makanan berwarna ini tidak hanya enak untuk dikonsumsi namun juga dapat membantu mengurangi risiko perkembangan tumor atau kanker, dan bahkan membantu memeranginya jika memang sudah terjadi. Makanan-makanan tersebut juga mudah diolah ke dalam berbagai masakan seperti sup, salad, ataupun makanan penutup.
Beberapa makanan berwarna yang bisa menurunkan risiko kanker
Di
bawah ini ada beberapa makanan sehat alami berwarna yang mengandung
fitokimia yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh dan membantu mencegah kanker.Makanan berwarna merah
Mungkin yang paling terkenal dari makanan sehat berwarna merah adalah tomat. Tomat telah dikaitkan dengan penurunan risiko kanker indung telur. Dalam sebuah studi yang melibatkan 15.000 wanita, ditemukan bahwa makan hanya setengah cangkir tomat setidaknya empat kali seminggu dapat menurunkan kemungkinan terkena tumor di indung telur sebesar 50%. Tomat, dalam studi lain, juga diketahui dapat membantu memerangi keganasan kanker pankreas. Hal ini mungkin berkat kandungan likopennya yang tinggi. Likopen juga ditemukan pada paprika merah dan berry merah.
Makanan berwarna oranye
Fitokimia yang memberikan warna oranye pada sayuran seperti wortel dan labu terbukti efektif dalam mengobati maligna pada saluran pencernaan. Asam caffeic yang ditemukan pada sayuran berwarna oranye termasuk ubi jalar, telah terbukti dapat memperlambat perkembangan sel-sel ganas pada payudara. Buah-buahan dan sayuran berwarna oranye sangat baik dan dianjurkan untuk dikonsumsi tiga kali dalam seminggu.
Makanan berwarna kuning
Golongan buah sitrus seperti jeruk, lemon, jeruk keprok, dan pepaya adalah makanan yang sangat baik bagi kesehatan, mampu membantu menangkal pembentukan tumor. Hal ini karena makanan berwarna kuning cenderung mengandung vitamin C yang tinggi, yang telah terbukti efektif dalam memerangi kanker pencernaan seperti mulut, tenggorokan, dan usus besar. Selain vitamin C, makanan-makanan tersebut juga tinggi senyawa nabati yang mampu memperlambat perkembangan tumor dan meningkatkan proses penyembuhan secara keseluruhan melalui detoksifikasi.
Makanan berwarna hijau
Penelitian telah menghubungkan antara mengonsumsi sayuran seperti brokoli, kembang kol, kubis, dan kale, dengan penurunan risiko beberapa kanker, termasuk ovarium, perut dan usus besar. Para ilmuwan percaya hal ini mungkin karena fakta bahwa makanan hijau merupakan sumber yang sangat baik dari glucosinolates, bahan kimia dengan sifat anti-kanker dan Vitamin K-nya yang sangat efektif dalam mengurangi risiko kanker pankreas. Cobalah untuk memasukkan sayuran-sayuran tersebut dalam menu makanan anda setidaknya sekali sehari.
Makanan berwarna putih
Sementara buah-buahan dan sayuran yang berwarna-warni diketahui dapat menangkal kanker, ada juga banyak makanan sehat berwarna putih yang memiliki kemampuan sama. Makanan-makanan tersebut termasuk jamur serta anggota keluarga alium seperti bawang putih (garlic) dan bawang (onion). Makanan-makanan tersebut telah dikaitkan dengan tingkat yang lebih rendah dari kanker pencernaan. Keluarga alium diketahui tinggi akan senyawa kimia yang disebut allicin yang merupakan antioksidan kuat. Bawang juga mengandung fitokima yang dapat membantu mengurangi risiko kanker usus besar. Jamur merupakan sumber yang baik dari vitamin D, yang dapat menurunkan perkembangan tumor(maligna) dalam ovarium. Menambahkannya ke dalam menu makan harian anda akan memberikan manfaat kesehatan yang besar.
Makanan-makanan berwarna ini tidak hanya enak untuk dikonsumsi namun juga dapat membantu mengurangi risiko perkembangan tumor atau kanker, dan bahkan membantu memeranginya jika memang sudah terjadi. Makanan-makanan tersebut juga mudah diolah ke dalam berbagai masakan seperti sup, salad, ataupun makanan penutup.
Makanan Berprotein Dapat Mencegah Hipertensi
Kabar
baik bagi anda penyuka makanan seperti daging dan berprotein lainnya.
Penelitian baru dari University School of Medicine Boston menemukan
bahwa orang dewasa yang mengkonsumsi makanan tinggi protein diketahui berada pada risiko yang lebih rendah untuk mengembangkan hipertensi atau tekanan darah tinggi.Makanan berprotein dan rendahnya risiko hipertensi
Penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Hypertension, menunjukkan bahwa orang mengkonsumsi rata-rata 100 gram protein setiap hari (sedikit lebih banyak dari protein yang ada dalam 8 ons steak) memiliki risiko 40 persen lebih rendah memiliki tekanan darah tinggi dibandingkan dengan mereka yang mengkonsumsi makanan rendah protein.Di Amerika, satu dari tiga orang memiliki hipertensi, dan sekitar 78 juta orang secara klinis mengalami obesitas, yang juga merupakan faktor risiko pengembangan hipertensi. Dikarenakan ketegangan yang menempatkan pada dinding pembuluh darah, hal tersebut merupakan salah satu faktor risiko yang paling umum untuk penyakit jantung dan stroke, terutama ketika dipasangkan dengan kelebihan berat badan.
Untuk mencapai kesimpulan mereka, para peneliti menganalisis pola makan peserta yang sehat dari Framingham Offspring Study dan dimonitor tekanan darahnya selama periode 11-tahun. Mereka menemukan bahwa orang dewasa yang mengkonsumsi lebih banyak protein, baik dari sumber hewani atau nabati, diketahui memiliki tingkat tekanan darah yang lebih rendah setelah dimonitor selama empat tahun, terlepas dari apakah mereka kelebihan berat badan atau tidak.
Para peneliti juga menemukan bahwa makanan berprotein juga dikaitkan dengan risiko yang lebih rendah untuk terkena tekanan darah tinggi dalam jangka panjang.
“Hasil ini tidak memberikan bukti yang menunjukkan bahwa orang yang peduli tentang perkembangan (hipertensi) harus menghindari protein. Sebaliknya, asupan protein mungkin memainkan peran dalam pencegahan jangka panjang itu,” jelas Lynn Moore, profesor kedokteran di BUSM. “Penelitian ini menunjukkan kita perlu meninjau kembali asupan protein yang optimal untuk kesehatan jantung yang optimal.”
Pentingnya Menyikat Gigi Sebelum Tidur
Sebagian
besar orang, umumnya telah menyikat gigi dua kali sehari, namun hal
tersebut biasanya dilakukan ketika mandi. Menyikat gigi pada malam hari
sebelum tidur justru tidak dilakukan, padahal hal itu sangat penting.
Melewatkan waktu untuk menyikat gigi sebelum tidur berisiko membuat
bakteri semakin bertambah banyak di mulut.
Melewatkan
waktu untuk menyikat gigi sebelum tidur di malam hari tidak hanya
membuat nafas menjadi tidak segar, namun juga mempercepat tumpukan
bakteri dan timbulnya plak yang dapat mengakibatkan penyakit gusi dan gigi berlubang.
“Di pertengahan hari, cobalah untuk ‘menyapu’ gusi anda menggunakan lidah, dari sisi kanan ke kiri. Biasanya ada rasa lengket dan seperti ada selubungnya yang mana hal itu merupakan pertanda plak,” ujar juru bicara asosiasi dokter gigi Amerika (ADA), Deepinder “Ruchi Sahota.
Menurutnya, kebiasaan menyikat gigi adalah kebiasaan yang baik, di mana kegiatan tersebut dapat menyingkirkan bakteri yang menempel pada gusi. Jika bakteri tersebut tidak disingkirkan dengan segera, maka bakteri tersebut dapat merusak gigi.
Semakin lama sebuah plak yang ada pada suatu tempat yang sama, plak tersebut akan berubah menjadi tartar, yaitu sesuatu berwarna kuning yang keras dan kasar, yang terdapat pada sela-sela gigi. Tartar bisa mengakibatkan radang dan gusi berdarah yang pada akhirnya berisiko menyebabkan gigi tanggal.
Belum ada batasan yang jelas kapan sebuah plak akan mencapai level terparahnya. Menurut Sahota, menyikat gigi dua kali sehari merupakan langkah yang tepat. “Jangan membiasakan diri menyikat gigi hanya sekali dalam sehari,” tegasnya.
Selain itu, menyikat gigi dengan teknik yang salah juga bisa menyebabkan dampak yang negatif juga. Sahota menyarankan untuk menggunakan sikat gigi yang bulunya halus dan pasta gigi yang mengandung fluoride. Lebih detil lagi, ia menyarankan untuk menyikat gigi kurang lebih selama dua menit dan seluruh bagian gigi harus tersikat dengan baik.
ADA (American Dental Association) menyaranakan untuk menggunakan benang gigi atau floss setidaknya sekali dalam sehari. Selain itu, berkonsultasi kepada dokter gigi secara rutin juga sangat penting untuk dilakukan. Hal ini bertujuan agar gigi anda tetap terjaga dan terkontrol kesehatannya. Dokter gigi juga akan membantu membersihkan kotoran-kotoran yang tidak dapat dibersihkan sendiri, di mana salah satunya adalah tartar tersebut.
Walaupun bisa membuat napas menjadi segar, namun larutan kumur, permen mint, dan permen karet belum bisa menggantikan peran menyikat gigi.
Jangan lewatkan menyikat gigi sebelum tidur
Melewatkan
waktu untuk menyikat gigi sebelum tidur di malam hari tidak hanya
membuat nafas menjadi tidak segar, namun juga mempercepat tumpukan
bakteri dan timbulnya plak yang dapat mengakibatkan penyakit gusi dan gigi berlubang.“Di pertengahan hari, cobalah untuk ‘menyapu’ gusi anda menggunakan lidah, dari sisi kanan ke kiri. Biasanya ada rasa lengket dan seperti ada selubungnya yang mana hal itu merupakan pertanda plak,” ujar juru bicara asosiasi dokter gigi Amerika (ADA), Deepinder “Ruchi Sahota.
Menurutnya, kebiasaan menyikat gigi adalah kebiasaan yang baik, di mana kegiatan tersebut dapat menyingkirkan bakteri yang menempel pada gusi. Jika bakteri tersebut tidak disingkirkan dengan segera, maka bakteri tersebut dapat merusak gigi.
Semakin lama sebuah plak yang ada pada suatu tempat yang sama, plak tersebut akan berubah menjadi tartar, yaitu sesuatu berwarna kuning yang keras dan kasar, yang terdapat pada sela-sela gigi. Tartar bisa mengakibatkan radang dan gusi berdarah yang pada akhirnya berisiko menyebabkan gigi tanggal.
Belum ada batasan yang jelas kapan sebuah plak akan mencapai level terparahnya. Menurut Sahota, menyikat gigi dua kali sehari merupakan langkah yang tepat. “Jangan membiasakan diri menyikat gigi hanya sekali dalam sehari,” tegasnya.
Selain itu, menyikat gigi dengan teknik yang salah juga bisa menyebabkan dampak yang negatif juga. Sahota menyarankan untuk menggunakan sikat gigi yang bulunya halus dan pasta gigi yang mengandung fluoride. Lebih detil lagi, ia menyarankan untuk menyikat gigi kurang lebih selama dua menit dan seluruh bagian gigi harus tersikat dengan baik.
ADA (American Dental Association) menyaranakan untuk menggunakan benang gigi atau floss setidaknya sekali dalam sehari. Selain itu, berkonsultasi kepada dokter gigi secara rutin juga sangat penting untuk dilakukan. Hal ini bertujuan agar gigi anda tetap terjaga dan terkontrol kesehatannya. Dokter gigi juga akan membantu membersihkan kotoran-kotoran yang tidak dapat dibersihkan sendiri, di mana salah satunya adalah tartar tersebut.
Walaupun bisa membuat napas menjadi segar, namun larutan kumur, permen mint, dan permen karet belum bisa menggantikan peran menyikat gigi.
Pisang Bantu Turunkan Risiko Stroke Pada Wanita Menopause
Pisang
adalah salah satu buah yang cukup digemari oleh hampir sebagian besar
lapisan masyarakat. Buah yang mudah dijumpai di Indonesia ini mengandung
banyak nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh. Sama seperti buah-buahan
lainnya, pisang juga menawarkan manfaat kesehatan yang baik bagi tubuh.Karena Pisang Kaya Akan Kalium
Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa makan pisang dapat mengurangi risiko stroke pada wanita pasca-menopause. Para peneliti meneliti sekitar 90 ribu wanita pasca menopause berusia 50 hingga 79 tahun selama kurang lebih 11 tahun.Para peneliti melihat berapa banyak kalium yang peserta konsumsi dan apakah mereka meninggal atau mengalami stroke selama penelitian. Hasilnya, para partisipan yang rutin mengkonsumsi pisang, rata-rata tidak mengalami stroke sama sekali. Asupan kalium mereka rata-rata adalah 2,611 mg sehari.
Hasil penelitian tersebut didasarkan pada kalium dari makanan, bukan dari suplemen. Sebuah pisang dengan ukuran sedang diketahui mengandung sekitar 430 mg kalium.
Berdasarkan penelitian tersebut, wanita yang makan pisang diketahui 12 persen lebih rendah kemungkinannya untuk menderita stroke pada umumnya, dan 16 persen lebih rendah kemungkinannya untuk terkena stroke iskemik (aliran darah ke otak terputus) dibandingkan dengan wanita yang jarang makan pisang.
Diantara wanita yang tidak mempunyai tekanan darah tinggi, mereka yang mengkonsumsi pisang adalah 27 persen lebih kecil kemungkinannya untuk terkena stroke iskemik dan 21 persen mengalami penurunan risiko pada semua jenis stroke.
Untuk wanita yang memiliki hipertensi, mereka yang makan pisang diketahui memiliki risiko kematian yang lebih rendah, namun demikian asupan kalium tidak menurunkan risiko stroke mereka.
Sylvia Wassertheil-smoller, penulis penelitian ini mengatakan bahwa temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa wanita perlu mengkonsumsi lebih banyak makanan yang tinggi kalium. Anda tidak bisa menemukan kalium yang berlimpah dalam makanan nirnutrisi atau junk food. Beberapa makanan kaya kalium bisa ditemui pada kentang putih dan manis, kacang putih, dan pisang. Namun ia juga mengingatkan bahwa kelebihan kalium juga dapat membahayakan jantung, maka dari itu konsumsilah makanan berkalium secara wajar dan tidak berlebihan.
Pentingnya Memenuhi Kebutuhan Kolin
Nutrisi
penting yang larut dalam air, kolin, adalah salah satu senyawa yang
dibutuhkan tubuh terutama untuk hati dan sistem saraf. Kolin biasanya
dikelompokkan sebagai bagian dari Vitamin B
kompleks. Senyawa ini diperoleh dari dua sumber utama, yakni dari
makanan dan dari sintesis di dalam tubuh secara alami. Kolin mendukung
struktur sel dasar, transportasi nutrisi, dan metabolisme. Hati
memetabolisme kolin untuk digunakan ke seluruh tubuh.Peran Kolin Ada beberapa alasan penting mengapa kolin sangat dibutuhkan tubuh, diantaranya adalah :
1. Kolin Mendukung keutuhan struktural Membran Sel
Nutrisi ini berperan dalam sintesis fosfolipid, fosfatidilkolin dan sphingomyelin, komponen struktural penting dari membran sel manusia.
2. Kolin membantu metabolisme dan kesehatan fungsi hati
Tanpa kolin yang cukup, banyak orang menderita Sindrom Metabolik, suatu kondisi yang melibatkan resistensi insulin, meningkatkan serum trigliserida, serum kolesterol , dan obesitas. Tanpa protein yang cukup, kurangnya kolin juga dapat berkontribusi untuk menimbun lemak di hati, menyebabkan berbagai penyakit.
3, Kolin mendukung kesehatan otak dan sistem saraf
Tanpa nutrisi ini, neuron kolinergik yang membentuk bagian-bagian dari otak bersama dengan sistem saraf parasimpatik dan simpatik tidak dapat berkembang. Kolin juga merupakan prekursor untuk neurotransmitter asetilkolin, yang terlibat dalam fungsi otot, pembelajaran, dan daya ingat diantara proses penting lainnya dari tubuh.
4. Mencegah kanker & anti-inflamasi
Studi secara konsisten menemukan bahwa orang yang rutin mengonsumsi makanan tinggi kolin memiliki tingkat terendah dari penanda inflamasi seperti IL-6, TNF-alpha dan protein C-reaktif. Selain itu, orang-orang yang tidak mendapatkan cukup kolin dalam makanan mereka (sedikitnya satu bulan) sering mengalami peningkatan yang lebih tinggi terhadap risiko kerusakan DNA dan kanker. Kolin sangat penting untuk mengurangi risiko kanker usus besar.
5. Pertumbuhan dan perkembangan otak
Kolin juga penting untuk perkembangan otak. Ibu hamil umumnya akan makan telur setiap hari untuk memastikan janin dalam tubuh mereka mendapatkan nutrisi yang cukup. Kekurangan nutrisi ini selama kehamilan telah dikaitkan dengan ketidakmampuan belajar dan masalah memori jangka panjang pada anak yang akan dilahirkan. Secara alami, kolin juga terdapat di dalam ASI dan hal ini tentunya sesuai apa yang dibutuhkan si anak untuk mendukung pembentukan sistem saraf. Kehadiran kolin dalam ASI berhubungan langsung dengan asupan makanan ibu. Jadi mengkonsumsi makanan yang tepat adalah hal yang penting bagi si ibu.
Beberapa makanan yang mengandung kolin 1. Telur
Sebuah kuning telur mengandung sekitar 115 mg kolin. Apabila dikonsumsi dengan jumlah yang wajar, telur sangat baik bagi kesehatan tubuh dan mengandung beragam nutrisi yang hebat. Anda bisa memasukkan telur ke dalam menu harian anda, baik itu dinikmati dengan cara diorak-arik, direbus, dan lain sebagainya.
2. Susu mentah (Raw Milk)
Satu porsi susu mentah (8 ons) mengandung sekitar 40 mg kolin. Jika anda tidak bisa mendapatkannya, pastikan untuk memilih susu organik atau susu rendah lemak.
3. Legum
Legum bisa diartikan sebagai kacang-kacangan dari suku polong-polongan. Jenis-jenis legum yang biasa kita temui adalah lentil, buncis, kacang merah, kacang polong, kacang kedelai, dan lain sebagainya. Secangkir lentil misalnya, diketahui mengandung sekitar 70 mg kolin.
4. Kacang-kacangan
Kacang-kacangan seperti kacang almond dapat menawarkan sekitar 60 mg per cangkirnya. Selain dapat menambah energi, kacang mengandung gizi yang sangat baik bagi tubuh.
5. Sayuran jenis Cruciferous
Beberapa yang paling terkenal diantara sayuran jenis ini adalah kembang kol, kubis, dan brokoli. Sayuran-sayuran ini umumnya mengandung sekitar 65 mg kolin per cangkir apabila dimasak. Pastikan untuk tidak memasaknya terlalu lama.
Selain makanan-makanan di atas, anda juga bisa mendapatkan kolin dari daging seperti sapi, ikan tuna, ayam, dan sebagainya.
Obat Kumur Beralkohol, Amankah?
Menghilangkan plak pada gigi merupakan faktor utama untuk mencegah gigi berlubang dan penyakit gusi. Salah satu cara menghilangkan plak pada gigi adalah dengan sikat gigi dan floss. Kelemahan dari cara ini adalah rata-rata waktu menyikat gigi lebih rendah dari yang dibutuhkan dan hanya 2-10% pasien yang melakukan floss dengan teratur dan efektif. Oleh karena itu masih didapatkan sisa plak persisten. Untuk menyempurnakan usaha tersebut maka berkembanglah obat kumur. Beberapa studi menunjukkan bahwa obat kumur efektif dalam mencegah dan mengkontrol pembentukan plak, namun penggunaannya tetap harus disertai cara mekanik, yaitu sikat gigi dan floss.Berdasar kandungannya, setidaknya terdapat dua macam obat kumur, obat
kumur beralkohol dan obat kumur non alkohol. Sebagian besar obat kumur
di pasar Indonesia mengandung alkohol, baik sebagai pelarut maupun
sebagai antibakteri. Kadar alkohol bervariasi, yaitu 6,6% hingga 26,6%.Fungsi utama alkohol dalam obat kumur adalah pelarut, yaitu pembawa minyak esensial bahan aktif dalam obat kumur, misalnya eucalyptol, metil salisilat, mentol atau pun timol larut sehingga efektif untuk membasmi plak di rongga mulut. Setelah berkumur dengan obat kumur beralkohol, tak jarang orang merasa rongga mulutnya memiliki efek kebas dan kering. Hal itu disebabkan alkohol merupakan drying agent dan mudah menguap. Efek kering bermacam-macam, ada yang menerjemahkan sebagai rasa segar, rasa kebas, rasa terbakar, rasa nyeri, dan ada yang menyamakannya dengan hang over, yaitu rasa tak nyaman setelah mengkonsumsi minuman beralkohol.
Fungsi saliva (air liur) juga menurun diakibatkan menguapnya kandungan air oleh alkohol. Penurunan fungsi saliva ini mempunyai banyak akibat. Saliva mempunyai manfaat antara lain sebagai antibakteri alami, self cleansing, sistem buffer, menjaga kestabilan gigi palsu dan juga sebagai lubrikan yang membantu proses pencernaan makanan. Saliva juga membantu indera pengecap untuk membasahi makanan dan sebagai penghantar rasa yang kemudian akan diinterpretasikan ke saraf pusat. Oleh karena itu, tanpa saliva, akan terjadi penurunan kepekaan rasa pada lidah dalam mempersepsikan makanan.
Beberapa studi menyebutkan bahwa penggunaan obat kumur beralkohol dalam jangka waktu lama dapat mengubah morfologi sel mukosa, meskipun tanpa paparan rokok. Selain itu dapat meningkatkan permeabilitas sel mukosa sehingga zat penyebab kanker (karsinogenik) lebih mudah masuk ke dalam sel mukosa.
Keuntungan pemakaian obat kumur beralkohol tinggi tidak sebanding dengan kerugian, terutama penggunaan dalam jangka panjang. Oleh karenanya, penggunaan obat kumur yang mengandung alkohol tinggi harus diwaspadai. Obat kumur sebaiknya digunakan bila dibutuhkan dan dengan resep dokter, misal, pasca tindakan bedah atau saat terjadi abses dan infeksi lainnya. Sedang untuk mencegah gigi berlubang dan penyakit gusi dapat memilih obat kumur nonalkohol dengan kandungan fluorida dan digunakan cukup 1-2 kali seminggu.
Risiko Kesehatan Yang Mengancam Para Pekerja Shift Malam
Bekerja
ketika sebagian besar orang tidur di malam hari dan tidur ketika
orang-orang bekerja, dikaitkan dengan risiko serangan berbagai penyakit
pada tubuh apabila rutinitas tersebut dilakukan terus menerus. Bekerja
pada malam hari bisa mempengaruhi dan mengganggu irama sirkadian (proses
biologis tubuh manusia) selama 24 jam.
Menurut
Barbara Philips, Direktur medis laboratorium tidur di Universitas
Kentucky, aktivitas tersebut membuat kualitas tidur menjadi buruk.
Kondisi ini mengakibatkan sekresi sejumlah hormon di dalam tubuh.
Ia mengatakan bahwa pekerja shift malam secara konsisten tidak mendapatkan tidur yang cukup selama 1-3 jam dalam waktu 24 jam dibandingkan dengan pekerja non-shift. Tidurnya para pekerja shift malam mungkin lebih terfragmentasi dan kualitasnya rendah. Philips menjelaskan bahwa bekerja di malam hari atau kurang tidur dapat menimbulkan risiko berbagai macam masalah kesehatan.
Ia menambahkan bahwa pekerja shift malam berada pada peningkatan risiko obesitas, kanker payudara pada wanita, kanker prostat pada pria, diabetes, komplikasi kehamilan, bisul, dan penyakit jantung.
Sebuah penelitian tahun 2012 yang dipublikasikan pada jurnal Occupational and Environmental Medicine juga menunjukkan bahwa bekerja di malam hari bisa meningkatkan risiko kanker pada wanita hingga 40 persen. Suervei ini melibatkan 18.500 wanita di Denmark yang bekerja malam hari mulai dari tahun 1964 hingga 1999.
Terkait dengan risiko diabetes, sebuah penelitian tahun 2013 yang diterbitkan dalam jurnal yang sama, menunjukkan bahwa kerja di malam hari bisa meningkatkan risiko diabetes hingga 9 persen. Risiko ini terutama disebabkan pola makan yang tidak baik dan perubahan metabolisme tubuh dikarenakan bekerja di malam hari.
Philips mengatakan bahwa tidur malam bisa mengurangi produksi hormon tidur (melatonin). Padahal, hormon ini diketahui dapat mencegah kanker.
Di tempat lain, Stephanie Dailey, asisten profesor psikologi dan ilmu perilaku dari University Argosy, Arlington, Virginia, mengatakan bahwa kerja di malam hari tidak hanya mempengaruhi kesehatan fisik, namun juga mental dan emosional seseorang. Menurutnya, seseorang yang bekerja di malam hari akan lebih mudah merasa gelisah dan kemampuan kognitifnya menurun.
Ia menjelaskan, kemampuan yang cenderung mengalami penurunan adalah kemampuan untuk memperhatikan (fokus) dan hal ini akan menjadi masalah bagi banyak sektor pekerjaan yang membutuhkan presisi. Selain itu, kemampuan kognitif pun juga akan mengalami penurunan sehingga dapat mempengaruhi pekerjaan anda.
Dailey mengungkapkan, mereka yang bekerja pada shift malam juga diketahui mempunyai tingkat stres yang lebih tinggi. Umumnya mereka mudah cemas dan depresi.
Untuk mendapatkan kualitas tidur yang baik, ia menyarankan seseorang agar tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap harinya. Sebaiknya hindari bekerja di malam hari dalam kurun waktu yang lama.
Bekerja malam hari dapat memperburuk kualitas tidur
Menurut
Barbara Philips, Direktur medis laboratorium tidur di Universitas
Kentucky, aktivitas tersebut membuat kualitas tidur menjadi buruk.
Kondisi ini mengakibatkan sekresi sejumlah hormon di dalam tubuh.Ia mengatakan bahwa pekerja shift malam secara konsisten tidak mendapatkan tidur yang cukup selama 1-3 jam dalam waktu 24 jam dibandingkan dengan pekerja non-shift. Tidurnya para pekerja shift malam mungkin lebih terfragmentasi dan kualitasnya rendah. Philips menjelaskan bahwa bekerja di malam hari atau kurang tidur dapat menimbulkan risiko berbagai macam masalah kesehatan.
Ia menambahkan bahwa pekerja shift malam berada pada peningkatan risiko obesitas, kanker payudara pada wanita, kanker prostat pada pria, diabetes, komplikasi kehamilan, bisul, dan penyakit jantung.
Sebuah penelitian tahun 2012 yang dipublikasikan pada jurnal Occupational and Environmental Medicine juga menunjukkan bahwa bekerja di malam hari bisa meningkatkan risiko kanker pada wanita hingga 40 persen. Suervei ini melibatkan 18.500 wanita di Denmark yang bekerja malam hari mulai dari tahun 1964 hingga 1999.
Terkait dengan risiko diabetes, sebuah penelitian tahun 2013 yang diterbitkan dalam jurnal yang sama, menunjukkan bahwa kerja di malam hari bisa meningkatkan risiko diabetes hingga 9 persen. Risiko ini terutama disebabkan pola makan yang tidak baik dan perubahan metabolisme tubuh dikarenakan bekerja di malam hari.
Philips mengatakan bahwa tidur malam bisa mengurangi produksi hormon tidur (melatonin). Padahal, hormon ini diketahui dapat mencegah kanker.
Di tempat lain, Stephanie Dailey, asisten profesor psikologi dan ilmu perilaku dari University Argosy, Arlington, Virginia, mengatakan bahwa kerja di malam hari tidak hanya mempengaruhi kesehatan fisik, namun juga mental dan emosional seseorang. Menurutnya, seseorang yang bekerja di malam hari akan lebih mudah merasa gelisah dan kemampuan kognitifnya menurun.
Ia menjelaskan, kemampuan yang cenderung mengalami penurunan adalah kemampuan untuk memperhatikan (fokus) dan hal ini akan menjadi masalah bagi banyak sektor pekerjaan yang membutuhkan presisi. Selain itu, kemampuan kognitif pun juga akan mengalami penurunan sehingga dapat mempengaruhi pekerjaan anda.
Dailey mengungkapkan, mereka yang bekerja pada shift malam juga diketahui mempunyai tingkat stres yang lebih tinggi. Umumnya mereka mudah cemas dan depresi.
Untuk mendapatkan kualitas tidur yang baik, ia menyarankan seseorang agar tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap harinya. Sebaiknya hindari bekerja di malam hari dalam kurun waktu yang lama.
5 Tips Sederhana Agar Tetap Berenergi di Siang Hari
Siang hari merupakan waktu yang tidak disukai oleh sebagian besar pekerja. Hal ini karena perasaan lelah
atau lesu mulai menghampiri mereka. Ini dikarenakan energi yang penuh
sejak pagi hari, perlahan mulai surut dan menurun saat siang hari
sehingga mereka jadi lelah dan kurang bertenaga. Jika ini sudah terjadi,
bawaannya cenderung merasa mengantuk dan malas sehingga membuat
pekerjaannya terganggu.Beberapa Cara Agar Tetap Berenergi di Siang hari
Apakah anda termasuk yang mengalami hal tersebut? Jika ya, maka tidak perlu khawatir. Ada beberapa solusi yang bisa dilakukan agar anda tetap bertenaga, bahkan di siang hari. Apa saja itu? Simak ulasannya berikut ini.1. Olahraga di pagi hari
Salah satu tips jitu untuk membuat anda tetap berenergi adalah dengan berolahraga di pagi hari. Olahraga di pagi hari dapat memberikan banyak manfaat bagi anda. Selain menjaga tubuh tetap bugar, olahraga yang dilakukan di pagi hari akan membantu menjaga energi tubuh anda tetap stabil selama seharian. Oleh sebab itu ada baiknya olahraga di pagi hari dijadwalkan secara rutin agar tubuh anda tetap prima.
2. Berjalan-jalan
Cobalah untuk berjalan-jalan setidaknya 10 menit saja kala jam istirahat datang. Berjalan-jalan akan membuat tubuh dan pikiran menjadi segar kembali. Setelah bekerja dan duduk seharian, berjalan-jalan di akan mengembalikan energi anda yang terkuras selama anda bekerja.
3. Makan lebih ringan
Hindari makan terlalu banyak atau makan makanan berat di siang hari. Hal tersebut dapat menyebabkan kantuk dan mendatangkan rasa malas. Anda dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang segar dan ringan seperti sayuran dan buah. Hindari juga junk food atau makanan cepat saji.
4. Minum teh hijau
Untuk mengembalikan energi, terkadang anda butuh sedikit kafein. Namun bila anda bukan peminum kopi, anda disarankan untuk minum teh hijau yang juga sama-sama mengandung kafein. Bahkan diketahui bahwa kafein dalam teh hijau akan lebih menyegarkan dan dapat membantu tubuh anda kembali berenergi tanpa harus mengakibatkan jitter seperti yang anda rasakan saat minum kopi.
5. Regangkan tubuh
Lakukan beberapa gerakan sederhana atau peregangan tubuh di ruangan kerja anda untuk membuat anda lebih bertenaga dan bersemangat. Melakukan peregangan tubuh juga dapat membantu memperlancar aliran darah serta memberikan asupan oksigen ke otak. Sebagaimana diketahui, bahwa kekurangan oksigen dapat membuat anda mengantuk.
Itulah beberapa ulasan tentang cara sederhana untuk membuat anda kembali berenergi dan bersemangat, khususnya di siang hari. Semoga artikel ini bermanfaat.
Manfaat Makan Malam Lebih Awal
Menghindari kenaikan asam lambung
Apabila anda mengonsumsi makanan berat sebelum tidur, kemungkinan besar anda akan merasa tidak nyaman ketika berbaring di tempat tidur. Di sisi lain, asam lambung juga ikut naik dan mengakibatkan rasa seperti terbakar di hati. Makan malam lebih awal membantu anda untuk mencegah masalah-masalah tersebut.
Memberikan waktu yang lebih lama untuk mencerna makanan
Dengan makan malam lebih awal, anda akan memberikan waktu yang lebih lama supaya makanan dapat dicerna dengan baik. Karena ketika tidur, proses pencernaan makanan tidak bisa sempurna dan pada akhirnya menyebabkan berbagai masalah pencernaan.
Menghindari obesitas
Penelitian telah menunjukkan bahwa obesitas dan makan malam memiliki hubungan yang erat. Hal ini dikarenakan sistem penceraan tubuh tidak dapat berlangsung dengan baik ketika malam hari. Selain itu, sistem metabolisme tubuh cenderung melambat. Makan malam lebih awal membantu anda meminimalkan risiko untuk mengalami obesitas.
Mengurangi kecenderungan makan berlebih
Makan malam lebih awal akan membantu anda mengurangi kecenderungan untuk makan lebih banyak atau secara berlebihan. Ini dikarenakan jarak antara makan siang dan makan malam yang lebih awal tidak terlalu lama, sehingga perut tidak akan terasa terlalu lapar di malam harinya. Dengan begitu, porsi makan malam pun tidak akan terlalu banyak.
Tubuh mempunyai jam alami terhadap pencernaan. Di atas jam 5 sore merupakan saat di mana tubuh akan mencerna makanan. Oleh karena itu, jangan membebani kerjanya dengan makan terlalu banyak atau makan makanan berat. Anda disarankan untuk makan malam sebelum pukul 7 malam. Jika anda makan malam lebih dari jam tersebut, bisa jadi masalah pencernaan yang anda dapat.
5 makanan yang bisa melawan flu

Ketika
musim hujan tiba, kondisi tubuh jadi lebih berisiko untuk terkena
serangan beragam penyakit. Penyakit yang kerap terjadi di musim
penghujan adalah flu, di mana penyakit ini termasuk salah satu penyakit
yang cepat menular. Flu terjadi karena adanya infeksi virus yang
menyerang sistem pernapasan termasuk tenggorokan, hidung, serta
paru-paru.
Salah satu efek yang ditimbulkan penyakit flu adalah daya tubuh yang
cenderung melemah. Namun demikian, anda tidak perlu khawatir akan hal
tersebut karena ada beberapa cara sederhana yang bisa anda lakukan untuk
mengembalikan kebugaran tubuh anda.Beberapa makanan yang bisa melawan flu
Adapun salah satu cara mudah yang bisa melawan flu atau pilek adalah dengan mengonsumsi makanan-makanan tertentu yang bisa membantu membangun sel-sel sehat dalam tubuh. Apa saja makanan tersebut? Simak ulasannya berikut ini.Bawang putih
Bawang putih mempunyai sifat anti-mikroba yang bisa menjaga kekebalan tubuh. Selain itu, bawang putih juga bisa membantu melancarkan saluran pernapasan. Jika anda tidak bisa mengonsumsinya secara langsung, anda bisa mencampurkan bawang putih ke dalam masakan favorit anda.
Daging sapi
Salah satu makanan terbaik untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh adalah daging sapi. Daging sapi adalah sumber zat besi yang baik, yang berperan penting dalam perkembangan sel-sel darah putih, di mana sel-sel tersebut berperan mempertahankan daya tahan tubuh. Penelitian menunjukkan bahwa kekurangan zat besi dapat menurunkan fungsi kekebalan tubuh. Selain itu, protein yang terkandung dalam daging sapi juga dapat mendukung tubuh untuk membangun antibodi serta melawan infeksi.
Kunyit
Rempah-rempah super ini memiliki kandungan antioksidan yang sangat tinggi. Kunyit mempunyai sifat anti-inflamasi yang dapat membantu meredakan peradangan. Mengonsumsi kunyit dapat mencegah bahkan melawan penyakit flu atau pilek.
Ubi jalar
Ubi jalar mengandung vitamin A yang memiliki peran penting terhadap kesehatan permukaan mukosa, termasuk juga saluran pencernaan, bagian dalam hidung, dan kulit. Sebagian besar orang mungkin tidak berpikir jika infeksi sebenarnya bisa memasuki tubuh melalui kulit dengan mudahnya. Sebagai informasi, kulit juga merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh.
Sup ayam
Salah satu makanan yang dinilai ampuh untuk meredakan flu adalah sup ayam. Selain mudah membuatnya, makanan ini juga enak untuk disantap. Komposisi air dalam sup mampu diserap tubuh untuk membantu mengencerkan lendir yang pada akhirnya mudah untuk dikeluarkan. Ayam hadir di dalam sup juga memiliki kandungan gizi yang tinggi dan mempunyai efek anti-inflamasi pada tubuh, sehingga dapat membantu mengurangi pembengkakan atau peradangan yang terjadi pada saluran sinus dan hidung.
Olahraga Tinju
Olahraga Tinju
Pada tahun ±1619 SM dipulau Kreta yaitu suatu pulau yang terletak
dilaut tengah rakyatnya telah melakukan olahraga tinju, dan pada tahun ± 1600
di Tiongkok juga ada tinju. Pertandingan tinju yang pertama tercatat dalam
sejarah adalah antara lain melawan Abel. Kitab mahabrata juga mencatat
pertandingan-pertandingan tinju, hal mana mendahului pencatatan cerita-cerita
perkelahian di antara bangsa Yunani, Romawi, dan Mesir. Meskipun boxing
terkenal berabad-abad lamanya sebagai suatu bentuk hiburan, namun kita baru
mengenal tinju pada abad ke 18 di Inggris, dikembangkan oleh seorang Inggris
bernama Jamea Free, dan pada tahun 1730 ia menjadi juara pertama di negeri
Inggris.
Kemudian muncul lagi seorang bangsa Inggris bernama Branchton sebagai
petinju yang mempergunakan sarung tangan. Dan pada tahun 1743 ia membuat
peraturan tentang bertinju. Sedangkan petinju yang pertama terkenal adalah
seseorang berkembangsaan Yunani bernama Theagenes dari Thaos yang menjadi juara
pada Olympic Games tahun 450.Ia melakukan pertandingan sebanyak 1406 kali
dengan menggunakan cestus yaitu sarung tinju yang terbuat dari besi. Sebagian
besar penantang yang bertinju dengan Theagenes mengalami nasib malang tewas di
ujung kepalan Theagenes.
Pertandingan tinju Yunani Kuno adalah sejenis olah raga kuno dari
setidaknya abad ke-8 SM (berdasarkan puisi Iliad karya Homer) yang dilaksanakan
dalam berbagai konteks sosial di Yunani. Sebagian besar bahan sumber mengenai
tinju Yunani Kuno yang diketahui ada berada dalam kondisi tidak lengkap atau
sekadar legenda sehingga sulit untuk mengetahui peraturan pertandingan, adat
dan sejarah olah raga ini dengan rinci. Meskipun begitu, jelas bahwa
pertarungan tinju menggunakan sarung tangan tinju merupakan bagian penting dari
kebudayaan atletik Yunani Kuno sepanjang zaman klasik awal. Hingga sekitar 500
SM himantes digunakan sebagai pelindung buku jari dan tangan. Himantes
merupakan tali kulit yang terbuat dari kulit lembu dengan panjang sekitar 3
hingga 3,7 meter yang membungkus mengelilingi tangan dan buku jari beberapa
kali.
Di Indonesia tinju masuk dan dipopulerkan oleh Negara Hindia Belanda
atau KNIL (Koninklijk Nederlands Inside Large). Ring tinju yang pertama
didirikan di Indonesia pada jaman kolonial itu masih ada hingga kini, yaitu
ring tinju di Jasdam V Java serta Jasam VII Diponegoro (Semarang).
B. TEKNIK DASAR
a. DASAR
Dasar-dasar kerja atau proyek harus tangkas dan kokoh. Yang sama
berlaku dengan tinju untuk pemula. Latihan beban biasa, dips, push up, pull up,
jongkok, betis kebutuhan mutlak sebagai nada otot-otot Anda adalah aspek
penting dari semua olahraga. Pada saat yang sama Anda juga harus memiliki
stamina luar biasa sebagai menerima pukulan lawan, secara drastis mengurangi
tagihan energi Anda. Oleh karena itu, mental mempersiapkan diri untuk beberapa
latihan yang brutal. Saya akan menyarankan bahwa Anda membagikan setidaknya
satu jam dari hari Anda untuk latihan fisik ini. Anda dapat mengambil berenang,
berjalan dan bersepeda dalam urutan berturut-turut periode waktu tertentu untuk
sejumlah dipilih hari. Kebugaran fisik dapat dilakukan di gimnasium, tapi aku
akan benar-benar merekomendasikan program kebugaran terbuka, sebagai udara
segar, memberi Anda tubuh cukup oksigen dan meningkatkan respirasi Anda. Anda
dapat mundur ke gym untuk latihan beban lebih lanjut.Tips dasar tinju, harus
juga disertai dengan diet khusus dan terkendali, yang memiliki menghitung
kalori tertentu dan seimbang dan penyediaan semua nutrisi yang mungkin
olahraga.Anda juga harus tahu bagaimana mengontrol Anda marah, dan oleh karena
itu, dianjurkan untuk mengambil Yoga dan meditasi.
b. MENINJU
Menahan diri dari melangkah ke dalam ring pertempuran untuk sementara
waktu dan sebaliknya, praktek di karung tinju. Menganalisis pukulan Anda dan
membuat diri Anda nyaman dengan gerakan meninju. Anda juga akan melihat bahwa
pukulan Anda memperbaiki mereka sendiri, sebagai waktu berlalu. Bahkan setelah
Anda melangkah ke dalam ring, ini harus Anda latihan setiap hari selama
setidaknya 15 menit.Berikut serangkaian tinju dasar teknik ini adalah untuk
membuat pukulan brutal, sehingga satu pukulan menyebabkan rasa sakit.Untuk
mulai ini waktu Anda pukulan dengan urutan pernapasan seperti memberikan 3 atau
4 pukulan dalam rentang waktu bernapas tunggal. Dengan cara ini Anda akan juga
mengembangkan beberapa irama punching yang baik pada Anda sendiri seperti pada
1,1 – 2 di mana 1 dan 1 menunjukkan membuka pukulan oleh tangan kiri dan yang
ketiga adalah pukulan finishing yang mungkin benar-benar menyakiti knock out
lawan. Anda mungkin juga berlatih beberapa tangan atas dan bawah tangan teknik
yang akan membuat Anda membuat benar-benar tepat dengan meninju gerakan. Pada
akhirnya, jika Anda melihat gambaran keseluruhan ini adalah semua tentang
latihan dan kesabaran sebagai pukulan Anda akan meningkatkan dengan waktu dan
Anda akan mulai menggunakan energi dengan energi maksimum.
c. KERJA KERAS
Dasar-dasar tinju tidak hanya tentang pukulan, juga penting untuk
bekerja pada Anda gerak kaki yang menentukan sikap dan keseimbangan selama meninju.Sikap
yang terbaik adalah bahwa sampai sikap yang tepat sebagai sikap ofensif, semi
crouch dan crouch lebih defensif di alam. Sementara Anda berlatih dasar-dasar
tinju, sangat penting bagi Anda untuk acclimatize diri dengan masing-masing
gaya sikap dan cara memukul di setiap sikap. Anda harus dapat memberikan
pukulan yang baik dalam setiap sikap yang mungkin.Stances ini adalah beberapa
dasar tinju bergerak.
d. PUKULAN
a) strike : pukulan yang tajam
b) jab : pukulan pengumpan tapi biasa jug
jadi andalan bagi petinju kidal
c) alperkad: pukulan yang mengarah ke
perut yang tujuanya untuk melemahkan pertahanan lawan
d) hook : pukulan yang mengarah ke kepala
tujuannya untuk menghilangkan konsenterasi lawan
e. MENGHINDAR
a) Saisteb
b) Baisteb
c) Wiping
d) Dsb.
(
Sahrullah.blogspot.com/ 21-09-2013 )
C. PERATURAN PERMAINAN
Peraturan tinju Yunani Kuno yang diterima sejarawan saat ini diketahui
berdasarkan referensi dan gambar-gambar bersejarah.Sedikitnya sumber dan bahan
referensi yang tersisa mengakibatkan peraturan-peraturan tersebut hanya bisa
diduga.
a) Tidak boleh merangkul atau bergulat
b) Pukulan apapun menggunakan tangan
diizinkan namun tidak boleh mencungkil menggunakan jari
c) Ring tinju tidak digunakan
d) Tidak ada ronde atau batasan waktu
e) Kemenangan diputuskan ketika salah
seorang petinju menyerah atau tak mampu melanjutkan pertandingan
f) Tidak ada klasifikasi berat
lawan dipilih secara acak
g) Para petinju boleh memilih untuk
saling memukul tanpa boleh bertahan jika pertandingan berjalan terlalu lama
Adapun aturan-aturan tinju secara garis besarnya adalah:
a) Tidak boleh memukul kepala bagian
belakang
b) Tidak boleh memukul alat kelamin lawan
tidak boleh mencaci maki / mengolok-olok lawan
c) Tidak boleh memukul lawan yang sudah
tidak berdaya atau menyerah
E. ISTILAH-ISTILAH PERMAINAN
a. Clinch
Clinch adalah gerakan untuk mendekati atau memeluk lawan. Gunanya
adalah untuk mengurangi jarak pukul lawan, sehingga lawan tidak mempunyai ruang
yang cukup untuk melontarkan pukulan.Clinch sebetulnya tidak dilarang,
hanya saat terjadi clinch, kedua petinju akan dipisahkan oleh wasit.
Namun jika terlalu banyak melakukan clinch, wasit senantiasa akan
menegurnya, dan jika setelah beberapa kali teguran petinju tersebut masih melakukan clinch,
maka petinju tersebut bisa terkena sanksi berupa pemotongan nilai sampai dengan
diskualifikasi.
b. Pukulan Cross
Pukulan cross dalam tinju bukan merupakan pukulan standar seperti jab,
straight, hook atau upper cut, melainkan pukulan modifikasi yang merupakan
gabungan antara pukulan straight dan upper cut, dengan target rahang atau perut
lawan.Istilah ini hanya dikenal dalam tinju profesional, dan tidak dikenal
dalam tinju amatir.
Dokter ring adalah orang yang berprofesi dokter yang ditugaskan dalam
suatu pertandingan tinju untuk membantu wasit pada saat petinju
mengalami cedera atau pendarahan. Tugas dokter ring adalah :
a) Memberi rekomendasi kepada wasit untuk
menghentikan pertandingan jika suatu petinju secara medis berada dalam kondisi
berbahaya. Bagaimanapun, keputusan untuk menghentikan pertandingan ada di
tangan wasit, dokter ring hanya memberi rekomendasi.
b) Memberikan pertolongan pertama di
atas ring jika terjadi cedera.
c) Memeriksa kondisi kesehatan petinju
sebelum dan sesudah pertandingan.
d. Hakim
Hakim dalam olahraga tinju berfungsi membantu wasit.Tugas
hakim adalah memberikan penilaian kepada petinju yang bertanding.Dalam tinju
profesional, hakim yang bertugas sebanyak 3 orang, sedangkan dalam tinju
amatir hakim yang bertugas sebanyak 5 orang dalam sebuah pertandingan.
e. Hook
Hook dalam bahasa Inggris berarti kait. Dan memang posisi seperti itu
yang dilakukan oleh seorang petinju dalam melontarkan pukulan hook. Pukulan
hook dapat dilontarkan kedua tangan, kanan dan kiri. Pukulan hook dikenal
sangat mematikan dalam tinju.Petinju kelas berat Mike Tyson dulu
sangat ditakuti karena pukulan hooknya sering memukul KO lawan, sedangkan
petinju Indonesia Ellyas Pical memiliki pukulan hook kiri yang sangat keras,
dan sering memukul KO lawan dengan senjata andalan hook kiri. Karena keandalan
pukulan tersebut Pical dijuluki sebagai Exocet.
f. Jab
Jab adalah pukulan pembuka dalam olahraga tinju. Pukulan jab
berupa pukulan lurus ke depan, bisa mengarah ke muka atau badan lawan.
Biasanya, pukulan jab dilontarkan dengan tangan kiri (jika petinju tersebut bergaya
ortodoks atau dengan tangan kanan jika petinju tersebut bergaya kidal.Tapi itu
bukan sesuatu yang pasti, ada kalanya petinju ortodoks melontarkan jab dengan
tangan kanan, dan sebaliknya, tergantung posisi saat melontarkan pukulan.Pukulan
jab, biasanya berfungsi mengganggu konsentrasi lawan atau sekedar pukulan
pembuka dalam suatu serangan, namun tidak jarang pukulan jab bisa terlontar
dengan keras dan memukul lawan dan membuatnya KO.
g. Petinju Bertipe Kidal
Petinju bertipe kidal adalah petinju dengan gaya tidak
konvensional, dengan posisi tangan dan kaki kanan ada di
bagian depan, sedang posisi tangan dan kaki kiri ada di bagian dalam.Kekuatan
pukulan utama petinju kidal ada pada tangan kiri, namun tidak menutup petinju
yang secara alamiah kidal tidak bertinju dengan gaya kidal, melainkan
bertipe ortodoks dengan berbagai tujuan, antara lain mengelabui
lawan. Contoh orang kidal yang bertinju dengan gaya ortodoks adalah "The
Golden Boy" Oscar De La Hoya dan Mike Tyson. Petinju Ellyas
Pical, Chris Byrd adalah petinju bertipe kidal. Lawan kata petinju kidal adalah
petinju bertipe ortodoks.Ada juga petinju yang sebenarnya tidak kidal tapi
bertarung dengan gaya kidal, contohnya "Marvelous" Marvin Hagler,
Michael Moorer, Pernell "Sweet Pea" Whitaker, Hector
"Macho" Camacho &Manny Pacquiao. Istilah bahasa Inggris untuk
petinju kidal adalah "southpaw boxer".
h. Petinju Bertipe Ortodoks
Petinju bertipe Ortodoks adalah petinju dengan gaya
konvensional, dengan posisi tangan dan kaki kiri ada di
bagian depan, sedang posisi tangan dan kaki kanan ada di bagian dalam. Kekuatan
pukulan petinju Ortodoks ada pada tangan kanan, namun tidak menutup petinju
yang secara alamiah kidal bertinju dengan gaya ortodoks, dengan berbagai
tujuan, antara lain mengelabui lawan. Contohnya Oscar De La Hoya Petinju Chris
John adalah petinju bertipe ortodoks.
i. Knockdown
Knockdown adalah istilah dalam olahraga tinju yang
mendefinisikan seorang petinju terjatuh akibat pukulan, namun berhasil bangkit
dan meneruskan pertandingan, sebelum wa-sitmenyelesaikan hitungan sampai
10.Petinju yang memukul jatuh lawannya hingga knockdown harus segera
menghentikan pukulannya saat lawan terjatuh, dan wajib segera berdiri di sudut
putih (sudut netral) yang ditentukan wasit.Jika kedua hal tersebut tidak
dipatuhi, wasit berhak memberikan hukuman, dari berupa peringatan sampai
dengan diskualifikasi.
j. Knockout (KO)
KO adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris Knockout adalah
suatu kondisi kemenangan dalam beberapa olahraga beladiri full-contact seperti
tinju, kickboxing, dll. Seorang petinju dinyatakan kalah KO jika dia terjatuh
akibat pukulan, dan tidak mampu bangkit atau merespon pertanyaan wasit sampai
dengan hitungan ke-10, atau sampai dengan hitungan ke-20 jika petinju tersebut
jatuh terlempar sampai ke luar ring.
k. Technical Knockout (TKO)
TKO adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris technical
knockout, hanya dikenal pada tinju profesional. Seorang petinju dinyatakan
kalah TKO oleh wasit jika:
a) mengalami cedera atau pendarahan
akibat pukulan lawan.
b) atas rekomendasi dokter ring yang
melihat seorang petinju secara medis sudah tidak layak tanding, agar
pertandingan dihentikan (keputusan terakhir ada di tangan wasit)
c) wasit menganggap sang petinju sudah
tidak mampu meneruskan pertandingan karena kekuatan sudah tidak berimbang.
d) setalah knockdown wasit menganggap
tidak perlu menghitung atau tidak menyelesaikan hitungan sampai 10 karena sang
petinju dinilai sudah tidak mampu atau kondisinya kritis.
e) pihak sang petinju (pelatih)
melemparkan handuk ke dalam ring karena dianggap sudah tidak mampu
meneruskan pertandingan.
f) terkena hitungan knockdown sampai
3 kali dalam 1 ronde (tidak selalu, tergantung peraturan badan tinju
yang digunakan saat pertandingan).
Dalam tinju amatir, istilah TKO digunakan istilah RSC atau RSF.
l. Pukulan Long hook
Pukulan long hook merupakan pukulan hook yang dilontarkan
dari jarak jauh.Petinju Muhammad Ali dikenal yang memopulerkan
pukulan long hook ini. Di Indonesia, pukulan ini dikenal sebagai
pukulan Swing.
Dalam istilah tinju internasional, istilah pukulan swing ini tidak
dikenal, dan lebih dikenal sebagai long hook.
m. Pukulan Low Blow
Pukulan low blow adalah pukulan terlarang dalam tinju, karena
mengarah ke arah bawah perut atau kemaluan lawan yang bisa berakibat fatal.
Petinju yang melontarkan pukulan ini, sengaja atau tidak, akan
mendapatkan sangsi dari wasit berupa peringatan sampai
diskualifikasi.
n. Rabbit Punch
Rabbit punch adalah salah satu pukulan yang sangat terlarang dan sangat
berbahaya bagi lawan dalam bertinju. Rabbit punch dilancarkan dari arah atas ke
arah bawah, terutama saat lawan sedang dalam posisi merunduk.
Sengaja atau tidak, pukulan ini dilarang karena mengincar ubun-ubun
atau tengkuk lawan yang sangat berbahaya dan mematikan.
o. Ring
Ring adalah arena tempat pertandingan tinju, didirikan di atas
panggung (setinggi ± 1,5 m). Pada tinju era modern ini, ring berbentuk segi
empat sama sisi, dan dibatasi oleh tali berjumlah empat pada setiap sisi.
p. Ronde
Ronde adalah ukuran pembagian waktu untuk sebuah pertandingan.
Istilah ini umumnya digunakan untuk olahraga tinju, muay thai,
atau bela diri satu lawan satu lainnya.
q. Saved By The Bell
Saved by the bell adalah suatu istilah dalam tinju profesional, dalam
kondisi dimana salah seorang petinju mengalami jatuh atau knockdown,
namun sebelum wasit menghitung atau menyelesaikan hitungannya, bel
telah berbunyi sebagai tanda berakhirnya ronde saat petinju itu terjatuh,
sehingga hitungan dibatalkan (meskipun sang petinju tidak mampu bangkit lagi).
Ada beberapa versi peraturan 'Saved by the Bell' ini, tergantung dari
komisi tinju atau badan olahraga yang mengawasi jalannya pertandingan:
a) Saved by the Bell in any round (Saved
by the Bell berlaku di semua ronde).
b) Saved by the Bell in the last
round only (Saved by the Bell hanya berlaku di ronde terakhir). Peraturan
ini yang saat ini lazim digunakan. Contoh kasus adalah pertandingan Yo-Sam
Choi vs Heri Amol.
c) Saved by the Bell is not in
effect peraturan Saved by the Bell tidak diberlakukan dalam suatu
pertandingan.
r. Southpaw
Dalam istilah tinju, ada istilah dalam Bahasa Inggris, namanya
southpaw. Di Indonesia, southpaw boxer dikenal sebagai petinju kidal, dengan
posisi tangan dan kaki kanan di depan, sedang tangan dan kaki kiri di sebelah
dalam, dengan pukulan terkeras umumnya dengan pukulan kiri (tidak
selalu).Sebetulnya petinju southpaw tidaklah selalu kidal, namun ada petinju
yang tidak kidal alami, dengan berbagai alasan seperti untuk mengelabui lawan,
atau memang lebih nyaman dengan gaya kidal, walau tidak alamiah kidal.
Istilah southpaw aslinya berasal dari olahraga baseball.
s. Sparring
Dalam olahraga tinju belum ada padanan resmi dalam Bahasa
Indonesia, namun sering disebut sebagai latih tanding, adalah suatu bagian
dalam program latihan tinju yang berupa simulasi pertandingan sesungguhnya, di
mana dua petinju seakan-akan bertanding dalam jumlah ronde tertentu
sesuai program latihan. Perbedaannya, jika dalam pertandingan sesungguhnya,
petinju umumnya mengenakan sarung tinju 8 ons, dalam latihan
dianjurkan mengenakan sarung tinju seberat 10 ons.Untuk petinju profesional,
jika dalam pertandingan sesungguhnya tidak menggunakan pelindung kepala, dalam
latihan sparring selalu diwajibkan mengenakan pelindung kepala.
t. Straight
Straight adalah pukulan lurus dalam olahraga tinju.Lazimnya,
pukulan straight dilontarkan setelah pukulan Jab, tapi tidak selalu
begitu, karena bisa dikombinasikan dengan pukulan lain, sesuai strategi dan
kondisi di ring (tinju).
u. Uppercut
Uppercut adalah pukulan pendek dalam tinju, biasanya merupakan pukulan
andalan untuk mengalahkan lawan dengan KO. Pukulan upper cut dilontarkan
dari bawah, posisi tangan dan siku petinju membentuk huruf "V" dengan
sasaran utama perut, ulu hati dan dagu lawan.
v. Wasit
Wasit dalam tinju adalah petugas yang dipilih oleh badan
tinju untuk mempimpin suatu pertandingan.Wasit dalam tinju profesional tidak
diperkenankan memimpin pertandingan tinju amatir, demikian pula
sebaliknya, kecuali wasit tersebut sudah dinyatakan tidak terikat dalam badan
tinju (profesional atau amatir).Dalam tugasnya, seorang wasit dibantu
oleh hakim (berjumlah 3 orang dalam tinju profesional, dan 5 orang
dalam tinju amatir), serta seorang dokter ring.Dalam suatu pertandingan
tinju, baik amatir maupun, profesional, seorang wasit memegang otoritas
tertinggi, sejak ronde pertama sampai terakhir.
F. RING TINJU
Ring adalah arena tempat pertandingan tinju, didirikan di
atas panggung (setinggi ± 1,5 m). Pada tinju era modern ini, ring berbentuk
segi empat sama sisi, dan dibatasi oleh tali berjumlah empat pada setiap sisi.
Di dalam ring ada empat sudut. Sudut berwarna merah dan biru untuk kubu
para petinju, sedang sudut berwarna putih (atau sudut netral) untuk wasit ataudokter
ring yang bertugas atau beristirahat pada masa jeda.
Disebut ring (dari bahasa Inggris yang artinya “cincin”) karena pada
awal mula tinju, penonton berdiri melingkari arena pertandingan (membentuk
lingkaran), dan saat diadakan penggerebegan (karena waktu itu tinju dianggap
llegal), para atlet (petinju) akan berbaur dengan penonton yang membubarkan
diri untuk melepaskan diri dari tangkapan petugas.
Langganan:
Komentar (Atom)

